Sewindu Gus Dur |
KH. Abdurahman Wahid yang akrab di panggil Gus Dur, Merupakan presiden Keempat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Beliau terlahir di Jombang di kalangan keluarga pesantren. Kakeknya merupakan pendiri dari Ormas Islam Nahdlatul Ulama, yang Bergelar Hadrasyatussyeh sementara Gus Dur di kenal sebagai Guru Bangsa. Mengajarkan toleransi antar umat di muka bumi, Memanusiakan manusia seutuhnya. Gus Dur yang dikenal dan Cintai oleh penghuni alam semesta, dari berbagai golongan, ras , etnis Agama, diantara meraka banyak yang mengenang bahkan mencintai seorang Gus Dur yang sangat toleransi, dan merawat dengan sungguh kemanusiaan dalam diri manusia diatas muka bumi. Di Bumi Papua beliau di Cintai karena memeluk erat saudara kita disana bahkan mengembalikan kepercayaan masyarakat papua kepada pemerintah dan menjadikan hari Raya Imlek sebagai libur Nasional. Menurut Manuel Kaisiepo , yang saya kutip dari nu.or.id, “saya sangat bersyukur memiliki presiden seperti beliau”.
Dalam diri ini terkadang merasa
sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa bangsa ini. yang tak pelak
berbagai perselisihan antar anak bangsa. Setiap hari dihadapkan dengan cemoohan
antar anak bangsa karena perpolitikan yang sangat panas dan buas, bahkan ulama
dijelekkan karena urusan politik, bahkan Tuhan pun ditegur oleh CiptaanNya
karena alasan politik. Intoleransi juga semakin hari semakin banyak,
mengkhawatirkan negeri ini. Apa yang mereka perebutkan
sebenarnya. Sementara sarapan pagi cukup makan sepiring sudah kenyang. Haruskah
mengorbankan nilai kemanusiaan untuk membangun negeri ini, haruskah hilang
kepekaan diri hingga runtuh negeri ini. pertikaian tanpa henti, perpecahan
diciptakan dan membuat kekeruhan dalam negeri, dahi mengkerut seakan negeri ini
hanya dititipkan pada nenek moyang mereka. Semua dijadikan serba repot, tak
seperti dulu semenjak ada engkau, Gus! Dulu engkau mengatakan “gitu aja Kok
repot” semua jadi tidak repot gus dan penuh guyu (tawa) diantara kami. Akan
tetapi semenjak kau meninggalakan kami kami tidak sering guyu gus, karena
melihat peliknya antar anak negeri saling maki.
Yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan
Mungkin sampai saat ini namamu
masih terukir dihati Orang Papua, karena perjuangan kemanusiaan yang kau
lakukan, engkau memanusiakan manusia Papua gus. Sekarang kita merindukan itu
gus, sajak yang membuat kami bahagia ketika melihat antar anak negeri
bergembira, hari ini kami melaporkan
gus, bahwa tanah papua yang mulai tenang
kemarin sempat berdebar kembali gus, kami hanya mendo’akan ning Alysa keluarga
besar panjenengan dan seluruh Gusdurian tetap diberi kesehatan merawat negeri
ini , Toleransi antar anak bangsa yang engkau ajarkan gus. Kami memang
merindukanmu gus, nilai-nilai yang kau ajarkan kami pahami dengan cara kami
ngopi santai saat ini gus. “Yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan”
yang pernah engkau ucapkan saat ini benar adanya gus. Tetapi saat ini banyak
yang lebih mementingkan politik daripada kemanusiaan gus, Bukan politiknya
tapi manusianya yang berpolitik tidak memeiliki kesopanan dalam berpolitik gus.
Beberapa kejadian bulan yang lalu mengajarkan bahwa kemanusiaan memang lebih
penting daripada politik, maka pantaslah kau kami sebut Guru bangsa, karena kau
mengajarkan kami kasih sayang tanpa melihat warna kulit, ras, suku dan agama.
Tingkah lucu menghadapi politik negeri ini saat engkau masih ada, membuat
kami merindukannya gus. Kami rindu tertawa gus dengan perbedaan di negeri ini
gus, Gus Dur Aku merindukanmu!