Selamat Malam, salam
sejahtera semoga Tuhan selalu menyertai
kita.
Mimpi
menuju masa depan tentu semua orang memiliki. Manusia di muka bumi ini tentu
semua memiliki mimpi. Bahkan anak kecilpun ia telah memiliki mimpi di masa depan.
Begitupun dengan saya, berangkat dari mimpi yang dulu penuh rintangan meskipun
sampai saat ini masih memiliki rintangan.
Mimpi tentunya harus di perjuangkan, mimpi merupakan jelmaan dari
cita-cita, yang terkadang di tanyakan waktu kita masih di dalam perut ibu, “nak
nanti kamu ingin menjadi apa atau ingin membuat apa” harapan seorang ibu yang
mengandung selama beberapa bulan. Setelah kita lahirpun kita telah di do’akan untuk
memiliki mimpi yang menjelma menjadi cita-cita. Karena semua orang tua ingin
anak-anaknya memiliki mimpi yang lebih dari dia. begitupun orang tua saya.
Ingin anaknya memiliki mimpi yang lebih
darinya.
NKRI harga Mati
Saya
masih ingat, waktu kelas satu sekolah Dasar, kebetulan saya tidak masuk TK ataupun
PAUD, saya belajar mengenal profesi itu
kelas satu SD. Waktu itu orangtua ingin saya menjadi seorang Dokter, di
tulislah oleh ibu di buku saya waktu itu “cita-cita : Dokter ”. tetapi, selang
berapa tahun, sayapun berproses menjadi anak-anak yang harus memilih mimpi atau
cita-cita dari hati. Waktu itu saya masih ingat, waktu kelas tiga SD sering
melihat acara yang waktu itu tayangan
khusus Tentata, kalau tidak salah di salah satu stasiun televisi Swasta, saya
paling senang melihat pengabdian Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di perbatasan atau teras negeri
ini. waktu itu saya bertekat memiliki
mimpi menjadi seorang TNI yang betugas di perbatasan atau teras negeri ini,
mengajar anak di perbatasan, berinteraksi dengan masyarakat perbatasan dan sebagainya dilakukan disana. Waktu terus
berproses, mengejar mimpi itu.
bahkan di salah satu kesempatan saya
berjumpa dengan seorang bapak tentara dari kesatuan apa, batalyon apa saya
tidak tahu. Saya bertanya cukup banyak tentang tentara kepada beliau, waktu itu
di dalam bis antar kota.
Saya : Pak sampeyan dulu sekolahnya selepas SMA kemana pak?
TNI : saya sekolahnya di secaba Jember. saya prajurit tempur
di kodam saat ini.
Saya : kalau ingin seperti Panglima Sudirman atau Pangkat Jendral
itu dimana sekolahnya pak?
TNI : sekolahnya Di Magelang
Jawa Tengah dek Akademi Militer, tapi seleksi masuknya kesana sangat ketat dek.
Itu, percakapan yamg masih saya ingat sampai saat ini, tentu
masih banyak percakapan yang tidak di ingat oleh saya. Dan hampir setiap
kesempatan saya menuliskan dari kels 3 SD sampai SMA masih memiliki mimpi
menjadi seorang TNI. Hingga SMA saya di pastikan tidak bisa ikut menjadi
Tentara Karena postur Tubuh tidak memungkinkan. Tapi, mimpi itu tidak padam,
mekipun semakin hari bertambahlah mimpi –mimpi itu. bukan hanya menjadi seorang
TNI lagi, tetapi berproses mimpi untuk masa depan itu semakin
menjadi-jadi. Setelah di pastikan saya
tidak bisa mengikuti seleksi menjadi seorang TNI, karena jurusan saya IPS waktu
SMA dan Postur Tubuh tidak memungkinkan. Tentu mimpi menjadi seorang TNI masih
ada, Karena tertanam mimpi itu sampai saya memutusakan untuk lanjut kuliah
karena ajakan teman. Saya masih bermimpi menjadi seorang TNI karier dari
S1 dan menyusun mimpi-mimpi yang lain, untuk mempersiapkan di masa
depan, ketidak pastian yang akan datang. Karena belajar dari mimpi sebelumnya.
Akan
tetapi, saya membiarkan atau bahkan mengubur mimpi yang sangat membuatku bersemangat
meraihnya . saya menguburnya, Cuma karena tangisan seorang perempuan yang
saya anggap ingin menggapai mimpi bersama saat itu. dia tidak mau kalau nantinya
jauh dari saya. Dengan perasaan yang sangat berat, saya harus merelakan itu
semua bahkan menyusun mimpi yang lain. saya terus berproses menjadi sorang yang
terus kritis terhadap keadaan, karena saya menganggap mimpi saya selanjutnya
yakni memperhatikan kemakmuran masyarakat dan keberpihakan pada kaum yang
tertindas,. Karena itu, asupan bahkan virus yang di tularkan waktu saya di
bangku kuliah.
Saya
merangkai mimpi-mimpi kembali, karena telah mengubur mimpi besar saya , saat
usia masih di bawah 22 tahun. Karena mimpi itu bisa tercapai maksimal di usia
22 untuk menjadi seorang TNI. Tapi saya merelakan bahkan mengubur sangat dalam.
Meskipun awalnya mimpi saya di tentang
oleh orang tua, tetapi setelah saya jelaskan mereka mengiklaskan dan mengijinkan.
akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur dan saya menggadaikan mimpi itu.
Dokumentasi Folder Kenangan
Ketika
saya memutuskan untuk mengejar mimpi itu di bangku kuliah. Saya teringat pesan
orangtua , “ Nak, cobaannya laki-laki itu perempuan dan cobaannya perempuan itu
laki-laki”. Itu pesan yang saya ingat waktu itu tentang kehidupan. Saya tidak
begitu mempercayai pesan itu. tetapi, baru saya rasakan waktu saya menggadaikan
mimpi saya, demi mimpi seorang yang telah menangis di bahu saya dan saya
mencoba mempercayai bahwa mimpi dia adalah mimpi saya. Apapun yang menjadi
menjadi mimpi dia, itu adalah mimpi saya juga. Sehingga , saya menggadaikan
mimpi saya sendiri. setelah saya flashback mengingat semuanya, ternyata saya
terlalu egois pada diri saya yang telah rela menggadaikan mimpi saya sendiri.
Cukuplah, mimpi ini
tergadaikan saat ini. terlalu jauh untuk mengejarnya sudah. Aku iklaskan
mungkin ini adalah sebuah pembelajaran kehidupan. Entah mimpi itu datang lambat
laun bahkan cepat. Terserah Tuhan. Karena aku percaya, Tuhan saya dengan Tuhan
Dia sama. Semoga semua do’a yang baik di amini oleh malaikat-malaikat-NYA.
Bunga
Tidur itu, berubah Mimpi.
Mimpi
yang ku gadaikan, karena ku yakin mimpimu adalah mimpiku, waktu itu.
Namun,
satu per satu mimpi itu tak hanya bunga tidur, akan tetapi, kenyataan.
Saatnya
kau merawat mimpimu, sementara aku masih menggadaikan mimpiku.
Sebentar,
mimpi itu belum berbuah kenyataan semua ya ?.
Mungkin
mimpiku hanya bunga tidur.
Karena , yang terpaksa ku gadaikan, demi
mimpimu.
Rawat mimpimu yang telah menjadi
kenyataan.
Aku masih akan memperjuangkan bunga
tidurku, yang bersemi menjadi mimpi.
Iya, mimpi!
Mimpi yang masih tergadaikan.
_Halte PB Soedirman Jember, 09 Maret
2018.
Sekian, pembaca yang budiman
apabila ada salah kata dan salah ketik mohon dimaafkan. Karena, kebenaran yang
hakiki hanya milik Tuhan. Saya Cuma manusia yang berlumur dosa, dosa kepada
manusia, semesta dan dosa kepada tuhan.
Mak tak iyeh!
Wassalam