Foto Bersama Mbah Nun |
Alhamdulillah,
itulah ucapan yang kerap disampaikan ketika merasakan kebahagian sebagai rasa
syukur, atas nikmat Allah SWT yang telah melimpahkan segala bentuk nikmatNYA.
Begitupun saya, kemarin ketika berjumpa dengan salah satu Tokoh Panutan yang
selalu mengingatkan anak cucunya ini dengan senyuman, pelukan , bahkan guyonan.
Bangsa ini sangat beruntung memiliki manusia seperti beliau yang setiap hari
sibuk dengan tangisan anak cucu bangsanya. Setiap hari pindah lokasi, kadang di
Jawa kadang diluar Jawa juga bahkan jadwalnya hampir penuh setiap bulannya,
tetapi Yogyakarta menjadi pilihan beliau untuk menjadi lokasi perenungan mbah
bersama anak cucunya. Tepatnya di kota Sleman, beliau bersama uti kami dan
dulur-dulur kiaikanjeng selalu bersamanya.
Saya
bersyukur dapat berjumpa dengan keadaan beliau sehat wal afiat, mengingat salah
satu nadzar saya menjumpai atau sowan para tokoh-tokoh bangsa, terutama Tokoh
Nahdlatul Ulama setelah dinyatakan lulus dari kuliah yang cukup panjang ini.
Alhamduillah, kemarin dapat berjumpa Mbah Nun dalam pelaksanaan Festival Sains dan Budaya 2020 di komplek Kharisma Bangsa School tempat
digelarnya acara Kompetisi tahunan bergengsi yakni Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan
Bahasa Indonesia ( OSEBI). Berjumpa mbah Nun merupakan ketidak sengajaan yang
harus disengaja untuk berjumpa dengan beliau,
sebagaimana disetiap maiyah acara sinau bareng biasanya bersalaman
dengan beliau adalah moment sangat sulit, karena pengawalan ketat dari panitia.
Berjumpa
langsung dengan beliau merupakan suatu moment yang tidak bisa dilupakan dan
harapan semua sedulur maiyah disegala penjuru dunia, begitu juga saya yang
masih amatiran jadi jamaah maiyahan menjadi moment spesial banget dalam
perjalanan kelana selama di Jakarta. Kemarin penuh drama untuk ketemu beliau,
karena tidak disengaja bahkan seperti mimpi ketemu beliau. Jadi, kemarin hari
Ahad 23 Januari 2020, sekitar jam sebelas siang nyonya saya dihubungi kakak
kelasnya yang kebetulan guru di Kharisma Bangsa School (KBS), dia bilang kalau
acara itu dihadiri oleh Mbah Nun, tetapi temen nyonya biasa saja. Mendengar itu
sayapun segera mandi, bersih diri dan tibalah sekitar jam 12 an saya berangkat
ke lokasi acara FSB 2020 tersebut. Tanpa diduga, ada kabar hampir sampai lokasi, kakak kelasnya nyonya
bilang kalau acara udah hampir kelar, jadi agak lemes tubuh ini tetapi saya
masih berusaha kesana, bagaimanpun yang penting bisa ketemu mbah Nun dan
salaman dengan beliau. Syukur Alhamdulillah, acara sedikit diperpanjang dan
masih menyempatkan diri melihat persembahan
medali Emas Bagi para pemenang FSB 2020. Mbah Nun menyampaikan orasi penutupan
FSB 2020 tersebut, dengan banyak wejangan yang diberikan kepada adek-adek hebat
dari seluruh Indonesia ini, yang nantinya mewakili Indonesia di olimpiade
Internasional.
Foto Booth FSN 2020 |
Tidak
hanya sampai disana, selepas acara saya coba lihat mbah Nun turun panggung dari
sebelah mana. Beliau turun dari sebelah kiri panggung, saya pun menuju pintu
keluar acara, ternyata beliau tidak lewat jalan itu. Lalu sayapun menuju pintu
masuk utama sekolah tersebut, bertanya kepada satpam, kendaraan yang membawa
mbah Nun yang mana, ternayata masih berada diparkiran dengan Nopol Bogor (F ),
selang beberapa menit ada juga salah satu guru pendamping lomba puisi ingin
menemui mbah Nun juga, untuk bertanya Puisi yang dibawakan anak didiknya dibuat
tahun berapa. Saya bersama mas Opic nama guru tersebut, menunggu hingga kurang
lebih jam setengah dua, tetapi mbah Nun belum juga tampak keluar dari sekolah
tersebut, dan kita tunggu di depan mobil yang dimaksud, karena sangat mepet
dengan waktu sholat dhuhur, secara gentian sholat di Mushollah, sampai mas Opic
selesai sholat, beliau belum juga meninggalkan lokasi acara. Akhirnya saya
sholat dhuhur dulu, sekitar 10 menitan, dan ketika keluar selesai sholat terasa
surprise banget, ternyata mbah Nun udah berada dipintu keluar sekolah dengan
banyak Guru dan tentunya mas-mas yang tadi ikutan foto bersama beliau. Tanpa
pikir panjang, saya langsung salim ke beliau, ternyata ada momen lainnya yang mebuat
saya tidak bisa ngomong, ketika saya ingin memeluk beliau dan beliau memegang
kedua pundak saya, menatap mata saya dan tanpa mengatakan apa-apa beliau
seperti menyasehati. Luas banget hati beliau,
dengan sibuknya yang luar biasa, masih bisa memanusiakan cucunya yang
penuh amarah, dan dosa ini. Dengan Niatan, tadinya selain salaman dan meminta
nasehat “pernikahan “ bagi kami berdua, dengan kejadian luar bisa tersebut saya
tidak bisa berbicara apa-apa, hanya bersalaman dan berfoto dengan beliau
sebagai catatan momen bersama beliau.
“Segala pertemuan itu adalah percintaan_Cak Nun”
Ini
merupakan moment luar biasa bagi saya, moment sangat langka berjumpa dengan
beliau dan salaman langsung dengan beliau bahkan dipeluk, di tepuk pundak saya
dua kali oleh beliau. Dengan tatapan beliau yang membuat saya optimis,
sekaligus badan gemeter menahan rasa haru yang luar biasa bisa berjumpa dengan
beliau. Moment ini juga dirasakan oleh teman dan sahabat saya dengan perasaan
“cemburu dan iri “ katanya. Sampai tulisan ini terbit, telah ada 3 sahabat dan
teman yang bilang seperti itu. Insyallah dilain waktu kalian bisa berjumpa
beliau ya, dengan keadaan beliau sehat wal afiat. Terima kasih mbah Nun, telah
memberikan optimis kepada kami cucumu ini.