Selasa, 16 Oktober 2018

Ngartis Di Aula Apung Universitas Indonesia

12:35:00 PM 0

            Tepat pada hari Rabu 8 Maret 2017 saya dapat undangan mendadak oleh temen Mapala UI, untuk mengisi acara mereka. Sementara acara mereka mulai tanggal 9 maret atau keesokan harinya, bagamana tidak kaget dapet undangan mendadak, untuk berangkat ke UI Depok. Sementara mereka ingin saya mengisi materi mengenalkan potensi wisata kawasan Ijen, tetapi saya merasa belum memiliki kapasitas untuk menyampaikan itu. akhirnya dengan kepala tenang saya melakukan konfirmasi ke Pak Hary Patriantono selaku kadisparpora Bondowoso, untuk menjadi pemateri di acara temen Mapala UI, namun dengan berat hati waktu itu beliau ada acara diklat kenaikan jabatan di pemprov. Akhirnya dengan perasaan nekat sayapun memutuskan berangkat. sebenarnya acaranya ini adalah serangkaian dari acara perjalanan panjang jelajah pegunungan ijen, dengan tema “Belantara Ijen” yang disi dengan pameran foto, talkshow dan acaranya keren lainnya. oleh karena itu ini kesempatan emas untuk mengenalkakan potensi lain dari diskitar Kawasan Ijen melalui jalur tradisional yakni Bondowoso. Akan saya awali dengan beberapa cerita perjalanan mendadak yang banyak menyita waktu, tenaga , pikiran dan biaya.

Masih di hari Rabu, saya ditelpon oleh salah satu narahubung acara belanatara ijen, dia meminta kepada saya untuk membawa kopi untuk di display pada acara tersebut, dengan keadaan stok kopi di tempat pemasaran dalam keadaan offer stok, dan saya terdesak untuk berangkat hari kamisnya, tetapi saya menolak agar diundur Karena stok kopi sudah habis, akhirnya saya memutuskan mengambil kopi di petani, agar bisa memenuhi permintaan mereka. akhirnya kamis pagi saya berangkat untuk mengambil kopi di Petani tetapi baru ketemu petani sekitar Jam 2 Siang, dengan dikejar waktu akhirnya ambil kopi dengan menelan biaya yang cukup tinggi dan itupun masih membawa kopi rakyat dengan hutang dulu. Akhirnya diberikan dan dengan waktu yang terkejar karena harus berangkat Jum’at pagi. Dengan keadaan itu saya mencoba tenang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, mengingat perjalanan Bondowoso-Jember dengan keadaan tenaga sudah mulai tersita dan membawa kopi ke Jember untuk di packing, hingga packingnya memakan waktu hingga larut malam sekitar jam 01;00, karena hari itu  bertepatnya juga dengan salah satu ulang tahun sahabat saya , akhirnya jam satu nyamperin dia dikosan tetapi dia tidak ada, akhirnya balik lagi ke tempat packing. Sekitar jam 02;30, saya mulai terlelap karena besok paginya harus berangkat pagi. Akhirnya sudah beres semua untuk berangkat keesokan harinya.

            Jam dinding menunjukkan Jam 4.30 pagi, mata sudah terbangun dengan persiapan kopi yang di pakcing rapi dengan kardus dan dengan rasa lelah 1 hari penuh dengan tenaga yang tersisa, saya bangkit untuk berangkat ke Jakarta. Perjalanan kereta Jember-Jakarta tidak ada, saya  transit kereta di Purwakarta menuju stasiun Pasar senen. Sesampainya di stasiun pasar senen, dengan barang bawaan cukup banyak. Seperti orang mau mudik. Saya di jemput oleh salah satu calon anggota baru Mapala UI saat itu, yaitu Ghazi. Saya dijemput ke stasiun pasar senen dengan teman-teman kosnya, yang saya ingat saat itu nama temannya adalah Anis dan Abdul selebihnya saya lupa. Dengan keadaan Jakarta dan Depok malam hari yang terasa masih pukul sebelas malam kalau di Jember, saya di bawa menginap di kosannya Ghazi dan di kamarnya Anies sebagai tempat istirahat malam itu. Setelah itu pagi harinya saya di bawa ke skretariat MAPALA UI, terlebih dahulu.
Skertariat MAPALA UI

            Skretariat Mapala UI ini berada di sekitar danau yang memisah antara Fakultas Sastra dan Fakultas MIPA UI, yang dihubungkan dengan jembatan besi. berada di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PUSGIWA). Skretariat ini juga penuh dengan alat-alat yang berkaitan dengan Kepecinta alaman. Dari buku tua sampai alat untuk mendaki yang melegenda juga berada disana. Kalau mau disebut museum pendaki Indonesia cukup mewakililah. Yang membuat saya kaget waktu itu, pertama kali masuk kes skretariat Mapala UI melihat gambar yang cukup besar menghias dindingnya, setelah saya lihat dan baca quotesnya, ternyata digambar itu adalah Soe Hok Gie, dia alumni Fakultas Sastra UI dan merupakan salah satu orang yang mendirikan Mapala UI. Dia adalah seorang aktivis yang selalu mengkritisi pemerintah pada eranya. Dia adalah seorang tokoh pergerakan yang sangat nasionalis. Hingga saat ini nama Gie, masih melekat namanya di teman-teman aktivis. Gie meninggal dunia di puncak semeru dengan berbagai cerita. 
Sumber : www.goodreads.com

Lebih lengkapnya bisa baca sosok gie di Internet dan buku-buku, salah satunya terbitan TEMPO Edisi tokoh. 

Diskertatariat itu saya berjumpa dengan salah satu putra daerah dari Jember namanya Firman. Dan saya sedikit berdiskusi tentang Jember dengan dia,  menggunakan bahasa Madura dan menjadi pusat perhatian teman-teman disana. Dan saya juga berjumpa dengan putra daerah dari Lumajang, lupa namanya. Tetapi tidak begitu banyak diskusi dengan dia. diskertariat saya lanjut ke Aula Apung untuk menyampaikan misi, memperkenalkan potensi wisata dan potensi lainnya di kawasan lereng Ijen.

Tunggu cerita saya selanjutnya