Sabtu, 28 April 2018

Kartini Masa Kini, Kartini Zaman Now

11:59:00 PM 0

Pada hari sabtu kemarin  21 April 2018, sahabat di Relawan Muda Bondowoso melaksanakan kegiatan Memperingati hari Kartini. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang di inisisasi oleh srikandi-srikandi Relawan Muda Bondowoso. dalam kegiatan pada hari itu membagikan bunga yang terbuat dari kain flannel warna merah muda dan merah maroon, sekitar 100 bunga yang akan mereka bagikan di sekitar alun-alun dan sekaligus penggalangan dana Ekpedisi Pelosok Negeri ke 9 yang akan dilaksanakan pada tanggal 05-06 Mei 2018, Kegiatan EPN kali ini kan dilaksanakan di Dusun Leduk Desa Petung Kecamatan Pakem Bondowoso. selain membagikan bunga pada hari kartini tersebut tema-teman juga disibukkan dengan pengumpulan buku bacaan dan baju layak pakai. Di hari yang sama saya sendiri disibukkan dengan kegiatan seleksi pemilihan pemuda pelopor 2018 Kabupaten Bondowoso. sayapun tidak bisa ikut dengan teman-teman untuk membagikan bunga tersebut yang dipusatkan di sekitar alun-alun Ki Bagus Asra.

Dengan berat hati, saya meninggalkan kegiatan tersebut tetapi saya membeli 2 potong bunga tersebut untuk mengurangi beban dan sebagai tanda terima kasih saya kepada teman teman atas kerja kerasnya untuk Hari kartini dan Ekpedisi pelosok Negeri kali ini. Akan tetapi, dua potong bunga tersebut saya simpan di jok Motor. Tetapi saya bingung mau dihadiahkan kepada siapa, sementara saya sibuk dengan kegiatan seleksi tersebut. Sepanjang perjalanan dari kota sampai rumah terus mikir, bunga ini akan di hadiahkan atau ditinggal begitu saja. Akhirnya sesampainya dirumah sayapun istirahat, pagi itu ditanggal 21 saya kepikir hanya kepada ibu dan di buat kejutan di hari minggu tanggal 22, pas acara di disparpora. Akhirnya kedua bunga itu sold out.

Kartini Masa Kini Yang Tangguh


Pada tanggal 21 April 2018, satu bunga hari Kartini sampai di tangan perempuan yang hampir dua puluh lima tahun menyayangiku tanpa pamrih dan meminjamkan rahimnya untuk saya singgahi selama beberapa bulan itu. pada pagi hari, sewaktu beliau masih di dapur dengan baju emak-emak yang lagi masak dan sibuk dengan kegiatan pagi saya sempatkan memberikan bunga tersebut, sebelum berangkat untuk mengikuti ajang pemilihan pemuda pelopor di kabupaten. Mengapa saya memberikan bunga Hari Kartini itu kepada Ibu, karena selama ini sosok kartini masa kini berada pada beliau.
Ibu bagi saya merupakan sosok kartini masa kini yang tangguh, dengan keterbatasan waktu beliau masih menyempatkan melakukan kegiatan kerja di sektor publik dengan menjadi penjual barang pecah belah dan alat rumah tangga  ke daerah pelosok yang amat jauh dengan pasar. Tetapi, tidak meninggalkan kewajiban sebgai sosok seorang ibu dan isteri, beliau sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknyan, baik pendidikan saya dan adik-adik. Beliau sangat tahu apa kegitan kami dan semua tentang kami. Sementara dibalik semua perhatian dan pantau terhadap pendidikan kami, beliau sangat demokratis dalam mendidik kami, dengan memberikan kebebasan pada anak-anaknya untuk menggeluti atau menekuni apapun keinginan kami. Tidak pernah menuntut menjadi apa ataupun menjadi siapapun.
Sampai saat inipun, pendidikan saya yang hampir di ujung tanduk beliau tetap support dengan memberikan nasehat yang tidak memeojokkan tetapi, nasehat bagaimana saya harus tetap berdiri tegak menerjeng semua tantangan ini. beliau tidak menuntut banyak tentang hasil akhir dari pendidikan kami. Tidak harus PNS ataupun menjadi Dosen. Beliau menyerahkan semuanya kepada kami dan beliau menyerahkan karir kami kepada sang Pemilik Semesta, Allah SWT. Beliau memang pemilik rahim yang tangguh, Kartini Masa KIni. Meskipun beliau tidak sampai lulus SD beliau sangat mendukung apapun yang menjadi keinginan kami dalam menempuh pendidikan bahkan harta satu-satunya waktu itu dihibahkan untuk pendidikan kami. Rela naik turun pegunungan berjualan demi pendidikan kami.
Dengan saya memberikan bunga di hari kartini ini, menjadi pengobat rindu ibu pada anaknya, yang selama ini selalu ditinggal dan selalu di abaikan oleh anak pertamanya ini. Andai hari ini Kartini masih hidup, akan saya bilang kalau Hari Kartini itu tidak usah dirayakan, cukup merayakan hari Ibu saja. Karena bagi saya, Kartini hidup dalam sosok seorang ibu saya. Terima kasih pemilik rahim, Kartini kami dalam keluaga Al- Angwari .
Di hari yang sama sebenarnya saya akan memberikan kejutan di aula disparpora, karena timingnya belum tepat, akhirnya saya memberikan kejutan tersebut di hari selanjutnya. Yakni tanggal 22 April 2018, kebetulan pada hari itu ada salah satu peserta yang ulang tahun juga dan  menjadi kejutan bagi kami yang mengikuti acara pada hari itu.

Jumpa dengan Kartini Zaman Now

Di hari kartini sebenarnya saya ingin memberikan kejutan memberikan bunga tersebut pada salah satu  peserta ataupun panitia yang perempuan. Tetapi, yang menjadi bidikan pada hari tersebut adalah Kartini Zaman Now, saya menyebutnya. Pertama jumpa, saya sempat ngobrol tapi lupa namanya. dia lebih muda sekitar 4 tahun dari saya, tetapi dia memeiliki kepedulian tinggi terhadap pendidik anak dan perempuan di pelosok, Cukup miriplah dengan Kartini yang dahulu.
Sepertinya dia juga terlahir dari kalangan bangsawan seperti Kartini yang terlahir di keluarga kerajaan. Tetapi penuh pingitan. Berbeda dengan #kartinizamannow ini, dia anak salah satu tumengunglah kalau di tranformasi ke jaman kerjaan. Dia sangat peduli pada pendidikan di pelosok Bondowoso. tapi saya tidak ingin  banyak tahu tentang dia, alahmdulillah, saya masih ingat asal dia menuntut ilmu.
Rencana di hari 21 itu, satu bunga itu akan saya berikan pada dia. tetapi, waktunya tidak memungkinkan karena setelah tes , masih ada latian mars Pemuda Pelopor yang baru selesai sekiatar jam 2. Bunga itu tidak jadi berlabuh di tangan #kartinijamannow itu, tetapi aku berikan kepada salah satu peseta yang ulang tahun tersebut, meskipun dengan perasaan kurang enak, karena tidak sesuai harapan. Kenapa bunga itu tidak berlabuh pada dia #kartinizamannow.

Mungkin, itu saja cerita hari Kartini di tahun ini. Selamat hari Kartini kepada seluruh Kartini masa kini dimanapun kalian berada. Dan kepada pria dimanapun, mari menjadi seperti Kartono (kakak Kartini) dan menjadi Raden Aryo (Bupati Rembang suami kartini). Berikan ruang pada perempuan untuk mengkpresikan karyanya dan gagasannya.

Sabtu, 14 April 2018

PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI

6:54:00 PM 0

PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI


PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI
Garis tak selalu sejajar, ketika makhluk Tuhan sampaikan.
Bahkan bumi dan langitpun ia jauhkan,  agar ia belajar tentang kehidupan.
Begitupun pria bertuhan saat menyampaikan, kepadamu perempuan berpayung pelangi.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah menangis karena Tuhan mendidikmu
Saat makhluk Tuhan  dari jenis sebangsamu menyampaikan kisahnya.
Karena, takkan pernah berhenti menangis  sampai kisah itu berakhir.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah berjanji bertuhan, ketika kau masih dalam pelukan kisah itu.
Karena, janji bertuhan seakan tak jelas bersamamu sampai kau menemukan hakikatnya.
Janji dalam pelukan kisah pilu itu mengajarkan bahwa, Tuhan masih bersama pemilik kisah itu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi,
Seakan tiada henti kau mencoba untuk menghiasi bumi dan langit dengan payungmu
Meskipun bumi seakan hancur melihat langit memeluk warna itu.
Kau abadikan Tuhan dalam kisah payungmu, seakan  warna itu menjadi penghias dalam diri makluk Tuhan yang lain.
Akan tetapi, pemilik kisah itu masih dalam didikan Tuhan yang tetap di peluk bumi yang hancur karena warna payungmu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Malam itu, Tuhan mendidik langsung pemilik kisah yang pernah menjadi warna payungmu.
Tapi, sayang warna itu tak muncul karena di tutupi gelapnya malam.
Hanya cahaya bintang yang menjadi perantara dialog pemilik kisah dengan Tuhannya.
Ia tak memikirkan warna itu kembali, karena Tuhan mendidik pemilik kisah itu.
Pemilik kisah itu dididik dengan mengenalkan Ibrahim dan Musa agar dieja di waktu subuhnya.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Pemilik kisah itu telah berdamai dengan bulan perjuangan, yang kau sebut rembulan di hari rabu.
Bulan perjuangan itu menjadi saksi kekejamanmu dengan dalih bertuhan.
Pemilik kisah itupun menyadari, bumipun tak akan bisa memeluk warna pelangi itu, kecuali langit yang bisa memeluknya.
Untukmu Perempuan berpayung pelangi
Saatnya kau berdamai dengan mimpimu dalam pelukan langit yang kau pancarkan dari warna payungmu.
Pelukan yang kau nisbahkan sebagai kesempurnaan yang di semogakan.
Kesempurnaan yang kau libatkan Tuhan dalam janjimu.
Selamat pagi, perempuan berpayung pelangi.
Semoga selamat dengan janjimu, selamat jalan dengan hantaran curhat Subuh pemilik kisah.
                                                                                               
Jember, 13 April 2018