Kamis, 13 Desember 2018

Menghargai Proses Bersama Swayanaka Jember I

4:24:00 PM 0
Pengurus Swayanaka Indonesia 
Regional Jember Periode 2016-2017

Bertahun-tahun menemani Swayanaka Regional Jember dengan suka dan dukanya membuat saya ketagihan bergerak dan ikut urun tangan mengentaskan permasalahan anak Indonesia dari kota tempat saya menimba ilmu. Senyuman tulus malaikat kecil dan ekspresi mereka membuat kita ingin terus menemuinya, terkadang disaat seperti sekarang masih sering merindukan mereka. pada awal 2016, saya diberikan amanah dan tanggung jawab untuk menahkodai kapal besar ini, yang bernama Swayanaka. Banyak kisah suka dan duka bersama Swayanaka 1 tahun terakhir sebelum menjadikan diri demesioner raga. Saya dan Tim terus mengembangkan swayanaka yang telah di bangun sejak 2013 tersebut.

[ Baca Juga : Bersama Mereka di Swayanaka Indonesia  ]
Saya merasa sangat beruntung memiliki tim kerja yang sangat responsive dan aktif. Bejuta-juta terima kasih saya ucapkan pada mereka para Pejuang Hak Anak Indonesia. sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka, Izinkan saya mengukir nama mereka masing-masing didinding rumah maya saya ini. untuk tetap berkobar semangat dalam  merawat, memperjuangkan, dan mencerdaskan anak bangsa dimanapun mereka berada (nantinya).


Badan Pengurus Harian Swayanaka Indonesia
Regional Jember 2016-2017

Didalam berorganisasi juga perlu beberapa orang sebagai tonggak utama sebelum pembentukan divisi yakni Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Dimanapun organisasi, komunitas, kumpulan mungkin perlu itu dan kali ini saya akan mengenalkan mereka yang tetap menghibahkan waktunya untuk memperjuangakan Hak Anak Indonesia dibagian wilayah Jember. Inilah jajaran Tim Swayanaka periode 2016, dan mereka yang sampai titik terakhir masih bertahan dan terus berkarya bersama dalam menghadapi suka duka berorganisasi. mereka yang berproses dan terus berproses akan merasakan proses itu. berikut adalah nama-nama yang berjuang bersama kami sampai akhir kepengurusan di tahun-tahun tersebut;

Wakil Ketua

Ahmad Aldi Fauzi

Dia merupakan wakil ketua swayanaka periode saya, serta seorang sahabat yang multitasking. Dia salah satu sahabat di koerawa yang di tuakan oleh sahabat yang lainnya, dia pemuda asli Kalibaru,Banyuwangi dan Pembina “RECIDA (Remaja Cinta Desa)”. saat di swayanaka dia bertugas mengontrol didalam organisasi, sementara saya betugas mengontrol dari eksternal, kita membagi tugas sendiri saling mengisi satu sama lainnya. kita pernah satu kontrakan sewaktu masih kuliah semester akhir, dengan banyak cerita saat kita berorganisasi bersama, bersaudara bersama dalam “koerawa” serta menjadi tim netralisatas di kampus. Sehingga, cukup banyak yang aku ketahui tentangnya dan banyak diskusi yang kadang membuat kita bersitegang. etapi, mencair ketika kita sruput kopi di warung depan kontrakan. Kalau masalah percintaan, insyallah dalam waktu dekat dia akan segera menikah dengan wanita yang dia temani saat di bangku SMA, do’akan saja disegerakan  biar segera insyaf.. kan iya mo  ?

Sekretaris

Aisatul Haidariyah

Seorang santriwati yang menjadi sekretaris di kepengurusanku. Sangat energik dalam berkegiatan dan jadwalnya padat selain kesibukannya kuliah dan organisasi, ia juga aktif merintis les privat yang dicita-citakan menjadi LBB berkelas nantinya. Saat ini ia sangat sibuk nomaden dari kota satu ke kota satunya, dengan kesibukan LBB yang ia tekuni sedari menjadi Mahasiswa itu. nah dalam urusan administratif sangat cag-ceg. Tanpa saya memberikan contoh dia langsung gaspoll dan mau belajar. Selamat ya Ais semoga Tahun Depan Sudah selesai mbolang sendiriannya…

Bendahara Umum

Alifa Juliana


Swayanaka Jember
Perempuan asal Probolinggo ini merupakan sarjana pendidikan fisika . Bendahara Umum yang bertahan sepanjang pengurusan, kalau masalah duit sangat rijik dan detail banget. Apalagi, soal sisa dari uang anggaran yang masih ada di setiap individu dia sangat crewet. Tapi, dengan crewet, pelitnya serta detailnya dia menangani masalah keuangan organisasi, organisasi bisa tetap survive dan lancar dalam berkegiatan. tak ayal, mantan bendahara ini, sekarang menjadi karyawan salah satu bank di Surabaya. Terima kasih bendahara umum yang selalu mengingatkan sisa anggaran kegiatan kepada kami. Sisa anggaran di saya sudah lunas ya buk hahaha

Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dari Kiri ( Malik, Nisrina, Habibah, Syari, Andri)

Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia, ini merupakan divisi yang berperan penuh kepada pengkaderan dan pengeratan dalam jajaran organ diswayanaka, yang sering di istilahkan sebagai bapak dan ibu Swayanaka Jember. dari jajaran ini akan saya perkenalkan beberapa yang menjadi pemeran penuh dibalik suksesi kaderisasi di Swayanaka Jember.

Malik Naharul

Mosok lik ?

Nah , ini adalah Malik Naharul yang berperan penuh dalam pimpinan sebagai Kepala divisi PSDM Swayanaka regional Jember. Mahasiswa Fisip Universitas Jember jurusan Sosiologi ini, berasal dari Kota Blitar dan selama ini aktif di kegiatan olahraga sepak bola dan futsal selain kegiatannya sebagai kepala divisi PSDM. Mahkluk satu ini sangat absurd, dan sering membuat bingung anggotanya dalam bertindak. Ucapannya yang khas “ mosok”, mosok adalah kata ecean dia jika ada yang berpendapat. Dia adalah punggawa di divisi PSDM dan menjadi bapak bagi anggota swayanaka yang lainnya. dan pada akhirnya dia  menemukan ibu Negara di kapal besar ini, semoga mereka berjumpa untuk selamannya. Tak dunga’no lik, ndang budal neng Jeporo, arek arek Kurowo wis podo siap budal neng kono.

Nisrina

Nisrina ini merupakan anggota dari divisi PSDM, Gadis yang akrab disapa Irin ini merupakan mahasiswa Poltekes kemenkes Malang Di Jember, gadis penggemar eskrim ini,  merupakan mahasiswa satu-satunya yang berasal dari kemenkes malang yang bertahan sampai akhir dalam kepengurusan. Dia berasal dari kota Jember dan aktif berorganisasi sejak menempuh sekolah menegah Atas Di Madrasah Aliyah Negeri Jember yang terkenal karena sebuah pengungkapan bersejarah disekolahnya, membuat dia terus aktif berorganisasi. kesibukannya saat ini menempuh semester akhir sebagai calon Bidan professional.

Syarifatul Laili

Syarifatul laili, perempuan Jepara yang cukup mirip kisahnya dengan kartini, karena setiap berkegiatan sangat energik dan cukup feminis kalau saya liat. Dia sering disebut ibu dari swayanaka Jember kala itu, karena ke ibuannya dan ketelatennannya mengingatkan anggota yang menjadi tugasnya di PSDM membuat dia harus bekerja ektra membuat anggota terus rekat dengan banyak inovasi program yang dituangkan bersama di divisi PSDM. Syar, ojok lali lek wesan kakang prabu rawuh neng jeporo di sambut yo sar, eh koyok’e wes mari tekan kono. Semoga kalian jadi keluarga yaaa.

Habibah Z

Habibah , panggilan akrabnya bibah merupakan anggota dari divisi PSDM yang paling kritis jika ada kejadian internal yang tidak bagus, mahasiswa asal Jember Barat yang sampai saat inipun janji saya berkunjung tak kunjung sampai. Mahasiswa jurusan pendidikan fisika ini merupakan mahasiswa yang cukup aktif dalam selama kuliah dan di pengurusan saya ia mengikuti sampai akhir, kesibukan saat ini menjadi salah satu guru di daerah Tanggul. Lama tak ada kabar, semoga ada kabar baik ya bib yang datang ke Meja kerja saya ditahun depan, oiya kang jibur iniloh masih kosong hahaha

Moh. Andri F

Panggilan akrabnya andri atau landro, dia merupakan mahasiswa angkatan saya dan saya menyeret ke swayanaka waktu awal sawayanaka di dirikan, berawal dari penelitiannya tentang swayanaka regional Jember, lambat laun ia mengikuti kegiatannya swayanaka. Mahasiswa ini adalah pasukan dari kurowo “pasukan berani mati, takut lapar”. Sahabat yang baik ini sering memberikan saya utangan ketika saya susah diperantauan. Beberapa kali saya meminjam kalau tidak salah sampai saaat ini masih ada sisa ke dia. selain aktif berorganisasi ia juga aktif dalam bisnis online (dulu) sewaktu masih bersama sang mantan. Mahasiswa ini merupakan salahsatu sahabat kurowo yang dari Genteng, kalau saya ke Banyuwangi pasti ia jemput saya, bahkan suatu hari pernah mengantarkan saya ke daerah songgon, sahabat sangat baik bagi saya. Saat ini ia sibuk menjadi Bos dan NgGojek di sekitar Genteng, lagi mencari tambatan hati kembali, karena kegagalan ditinggal rabi. Sabaro yo ndri, sisa utangku engko yoo…

Fahmi N.H

Panggilan akrabnya Parmai, pria asal Ajung Jember yang memiliki berhektar tanah yang sering telat hadir ketika ada kegiatan. Dia merupakan sahabat baik saya juga di Kurowo, meskipun kadang sering ngilang saat dipengurusan saya. Sewaktu menjabat di pengurusan saya, ia juga aktif di organisasi yang lain serta kesibukannya menjadi surveyor professional. Dia merupakan penyelamat kami "kurowo" disaat uang kita menipis di perantauan dengan penawaran berangkat survei ke luar kota. pernah kita bareng survei ke Kota Batu Malang, waktu itu Edi rumpoko masih belum menjadi tersangka. Selain sibuk dengan organisasi, survei dan olahraga ia juga aktif bertani. Ia pengurus yang paling tinggi tubuhnya dan di kurowo juga sepertinya. Bagi saya dia banyak berperan penuh di ekternal kepengurusan meskipun posisinya di PSDM. Saat ini ia sibuk mengurusi sawahnya yang hektaran bertani sereh. Ojok lali skripsi yukk men..

        Divisi yang lain mana? kok cuma divisi PSDM yang ada, ditunggu ya di up date selanjutnya, masih ada divisi Kesehatan, divisi Pendidikan, divisi DANUS dan divisi HUMAS.. ditunggu ya....
Selamat Baraktifitas 

Rabu, 05 Desember 2018

Gagal sarjana , Sarjana Gagal, atau Pengangguran Bergelar

9:19:00 PM 2

Disalahsatu sudut kampus terdapat perkumpulan anak muda yang sedang menunggu Dosen Pembimbing, mereka duduknya cukup jauh dari ruang tunggu dosen depan Kantor Jurusan, bukan tanpa alasan meraka duduknya cukup jauh, mereka merasa aman jika duduk dikejauhan karena kursi ruang tunggu di depan Kajur Sudah dipenuhi adek-adek mereka dan setidaknya mereka tidak ketahuanlah kalau mereka semester tua, Alias mahasiswa abadi. Dikursi itu mereka mendiskusikan semester yang sudah berada ujung tanduk dan tuntutan untuk segera menyelesaikan tanggung jawab yang membuat mereka galau. Terkadang diantara mereka juga tertawa lepas, ketika berkumpul karena menertawakan diri mereka masing-masing dan bahkan diantara mereka menertawakan masa lalu yang cukup pesimis untuk lulus, tetapi malah lulus duluan. kalau aku gambarkan perbincangan mereka kurang lebih seperti ini. Simak baik-baik mungkin diantara kalian pernah merasakan hal yang sama.

Arip : Hallo kek, ngapain kalian disini? (Tanya Arip)
Mereka : yo ngenteni Dosenlah (nunggu Dosenlah). Kon lapo rene, mak cek Tumbennya ( timpal Su’udi dengan logat jemberannya)
Arip : aku yo Golek dosen pisan, jaluk tanda tangan Bendel skripsi iki.
Adit : mak megaya kon, wes mari kabeh tah, arep nang ndi kon ( kok gaya kamu, memang sudah selesai semua, mau keman kamu).
Su’udi ; Iyo arep nang ndi arek iki, jhare dulur kok ra bareng luluse (iya mau kemana nak ini, katanya saudara tapi lulusnya kok duluan) timpal  Su’udi.
Arip ; Mboh pisan rek, koyok’e marine aku iki lulus yo golek kerjo ngunu rek, ngebbe’I antrian penggangguran bergelar. (gak tahu juga ya bro, paling ya cari kerja gitu, memperpanjang antrian pengangguran bertitel sarjana). Hehehe
Adit dan Su’udi ; hahahahhahahahahahahhaa (mereka tertawa lepas dengan jawabn Arip, padahal mereka berdua juga belum lulus, jangankan lulus BAB 4 saja sudah hampir satu semester mereka lewati).
Arip ; Ojok nguyu, engko lek di takoni kalian jawabe ngunu pisan.( jangan ketawa nanti kalau ditanya jawabnya kalian juga begitu.

Stsssssssssssssssstttttttttttt ( Tiba-tiba Mata mereka tertuju pada Mahasiswi adek angkatan, lalu adik tingkat itu tanya)

Mirna ; Assalamu'alaikum mas-mas, ngapain mas- mas ini masih disini, bukan seharusnya sudah lulus ya?
Arip :  Mampus Kalian (Bisik dalam Hati Arip).
Adit :  Kalau Masalah Lulus urusan belakang dek, yang penting itu pekerjaan. Biar tidak bingung setelah lulus, kamu sudah mau lulus juga ternyata.
Mirna ; Iya dong, emang mas-mas ini. pada males ngerjakan skripsi.
Adit ; Jangan salah dek, mas sekarang pengusaha. Ijazah itu nomer sekian tetapi ilmunya yang mas perlukan. Tetapi untuk melengkapi administrasikan harus punya ijazah baru dikatakan sarjana. Sebenarnya kalau diluar negeri aku ini sudah sarjanaloh. Mau nikahin kamu sekarang, mas itu mampuloh dek. Hahahaha
Mirna ; Gak ah, meskipun pengusaha tapi bukan sarjana. Kan ortuku pengen menantu minimal sarjana  strata 2. (sambil melenggokan kepalanya, beri isyarat sombong).
Adit : Meskipun sarjana Strata 2 tapi  tak tahu sama lingkungan dan tetangganya apa gunanya dek, kan iya Di (meyakinkan dengan melibatkan Su’udi dalam perbincangan mereka).
Su’udi ; Iya betul itu dek. Kalau aku sih dek sudah lulus secara keilmuan, Cuma secara administrasi aku belum lulus. (Dengan nada membenarkan dan membela harga diri mahasiswa tua)
Mirna : Kok begitu mas.?
Su’udi ; Iya dek, aku sudah bisa memberdayakan masyarakat sekitarku dengan cara pembuatan kripik yang aku kemas dan menjadi merk serta oleh-oleh khas dari Desaku. Aku sudah membuat Tempat belajar buat anak-anak kurang mampu dilingkunganku. Dan membantu memajukan desa sebelah dengan pembinaan pariwisatanya. Lah kalau aku kuliahnya diluar negeri mungkin aku diluluskan administrasi juga dek. Seperti yang baru-baru ini terjadi pada Bayu Skak, yang lulus karena karya  membuat film bukan hasil depan kursi dan debat teori tetek bengik itu. Aku punya prinsip dek, mending aku tidak menjadi sarjana daripada aku menajdi sarjana yang gagal. Gagal mencerdaskan sesamaku di Desa, gagal menjadikan lingkunganku sejahtera dan gagal dalam menjadi role model di Desaku dek. Tapi, aku saranin ya, kamu jangan niru kita, cepetan lulus kamu, UKTmu mahalkan? Hahaha (dengan Sombongnnya dia membeberkan prestasi non-akademiknya, padahal sudah semeter tua)
Arip ; iyo dek, pokok’e ojok niru mereka berdua dek.  Mereka mahasiwa tua yang Gendeng dek. Hehehe
Mirna ; owalah begitu ya mas, iyo mas UKTku larang yoo. Yo wes ndang lulus mas. Selak diputus mbek pacare lan selak ditinggal Rabi mbek calone. Lah iyo mas, kabare mas Tiyo itu gimana mas, soale ditanya Pak Nuha terus yo mas, kan satu bimbingan karo aku mas.?
Arip ; sopo dek, Tiyo koncoku iku {iyo koncone samean “sahut mirna}. Tiyo itu sudah bilang berhenti dek, kan anaknya sudah besar, lagian sekarang dia sudah memiliki usaha ternak lele, rental PS dan Jual ikan segar di pasar kota Sigrea. Ya dia juga bilang kalau dia gagal sarjana tapi sakti mandraguna dalam mencari uang kata dia.
Mirna ; lah lek mbak Yuni iku mas?
Adit ; Aku yang jawab ya dek, kalau Yuni itukan sudah lulus pas semester delapan.
Mirna ; Mosok mas? Dia dikelas pasif gitu, Cuma nunut ae, ya iyo ngunu perasaane aku delok wonge.
Adit ; Iyo iku dek, yo mungkin wes rejekine dan kerja kerasnya beda, tapi dia jaringannya kan terbatas. Organisasi ya tidak ikut, kampus kosan kampus warung paling itu rutinitasnya Cuma dek, wajarlah dia lulus duluan dan nilai memuaskan.  Tapi entah ijazahnya jadi apa, kabar kemarin dia masih nganggur sudah tiga tahun. Sampai nangis kata sahabatnya minta dicarikan pekerjaan, karena malu katanya.
Mirna ;  lek sing sahabate samena iku mas Arip, mas Angga iku, ndi saiki mas?
Arip : Angga iku, wes meh mari dek, tapi kemarin itu dia diputus sama pacarnya gara-gara dia gak lulus-lulus dan pacarnya dapet kenalan lagi temen Kerjanya. Dia kemarin cerita kalau dia diputus saat H-3 wisuda mantanya itu. dia udah beli hadiah dan udah nemenin mantannya penelitian sampai dia melupakan punya dia sendiri bahkan dia rela bantuin masuk kelas ngajar objek penelitian dan nganterin untuk keperluan penelitian mantannya itu. dan dia juga cerita katanya orangtuanya gak suka sama keturunan Madura, Anngga kan ada keturunan Maduranya dek. Ya Tiga tahun lebih dia dimanfaatin sama mantannya itu. kasian sama dia aku dek. Ealah malah curhatin Angga!
Mirna : yah kasian ya mas, padahal mas angga itu gak macem-macem ya orangnya. Ya udah mas, dosen pembibingku wes teko iku mas. Makasih ya mas-mas keren… Semangat yaa.. mas-mas
Arip, Adit dan Su,udi : Oke dek, sama-sama.
Su’udi : ayo muleh wes, koyo’e Dosene gak kiro teko iki.
         Tadi itu gambaran obrolan mereka para penghuni kampus terakhir, disemeseter yang sudah berada diujung tanduk mereka selalu mencari pembenaran. Tetapi dalam diri mereka selalu memiliki prinsip yang harus mereka perjuangkan. Seperti contoh Tiyo teman mereka yang sadar kalau Gagal sarjana tetapi sakti mandraguna mencari uang. Ada juga yang takut menjadi sarjana gagal,  dengan prinsipnya memiliki karya sebelum menjadi seorang sarjana dan memilih menjadi relawan di banyak tempat. Ada juga Yuni yang lulus lebih awal, tetapi sampai 3 tahun belum memiliki pekerjaan sehingga menjadi penggangguran bergelar. ijazah itu membuktikan bahwa dia pernah kuliah, tetapi belum tentu dia pernah berfikir. Ada juga Angga yang ditinggal karena tidak lulus-lulus karena membela kelulusan pacarnya, perbedaan suku dan kasta keluarga. Dan ada juga yang berprinsip menjadi pengusaha sukses dulu baru lulus agar tidak bingung mencari pekerjaan tetapi menciptkan pekerjaan.

Ijazah itu bukti bahwa dia pernah kuliah, tetapi belum tentu dia pernah berfikir

       Mungkin itu sebuah gambaran mahasiswa semester akhir yang terjadi di jaman sekarang, atau peranah terjadi dizaman lampau tetapi beda cerita. Mereka memiliki prinsip sendir-sendiri dalam berjuang menjadi sarjana. Tetapi jangan sampai gagal sarjana, serjana gagal bahkan menjadi pengangguran bergelar. Tidak usah gengsi dengan gelarmu untuk melakukan semua pekerjaan, dan jangan jadi sarjana gagal karena akan membebeni belanja Negara.  Aku Do’akan semua mahasiswa yang berada diujung tanduk agar segera selesai semuanya dan segera rampung segala beban skripsinya. Menunda skripsi sama dengan menunda resepsi hahaha. Mohon do’anya juga ya rek.. Btw aku juga belum lulus nih.

Selasa, 16 Oktober 2018

Ngartis Di Aula Apung Universitas Indonesia

12:35:00 PM 0

            Tepat pada hari Rabu 8 Maret 2017 saya dapat undangan mendadak oleh temen Mapala UI, untuk mengisi acara mereka. Sementara acara mereka mulai tanggal 9 maret atau keesokan harinya, bagamana tidak kaget dapet undangan mendadak, untuk berangkat ke UI Depok. Sementara mereka ingin saya mengisi materi mengenalkan potensi wisata kawasan Ijen, tetapi saya merasa belum memiliki kapasitas untuk menyampaikan itu. akhirnya dengan kepala tenang saya melakukan konfirmasi ke Pak Hary Patriantono selaku kadisparpora Bondowoso, untuk menjadi pemateri di acara temen Mapala UI, namun dengan berat hati waktu itu beliau ada acara diklat kenaikan jabatan di pemprov. Akhirnya dengan perasaan nekat sayapun memutuskan berangkat. sebenarnya acaranya ini adalah serangkaian dari acara perjalanan panjang jelajah pegunungan ijen, dengan tema “Belantara Ijen” yang disi dengan pameran foto, talkshow dan acaranya keren lainnya. oleh karena itu ini kesempatan emas untuk mengenalkakan potensi lain dari diskitar Kawasan Ijen melalui jalur tradisional yakni Bondowoso. Akan saya awali dengan beberapa cerita perjalanan mendadak yang banyak menyita waktu, tenaga , pikiran dan biaya.

Masih di hari Rabu, saya ditelpon oleh salah satu narahubung acara belanatara ijen, dia meminta kepada saya untuk membawa kopi untuk di display pada acara tersebut, dengan keadaan stok kopi di tempat pemasaran dalam keadaan offer stok, dan saya terdesak untuk berangkat hari kamisnya, tetapi saya menolak agar diundur Karena stok kopi sudah habis, akhirnya saya memutuskan mengambil kopi di petani, agar bisa memenuhi permintaan mereka. akhirnya kamis pagi saya berangkat untuk mengambil kopi di Petani tetapi baru ketemu petani sekitar Jam 2 Siang, dengan dikejar waktu akhirnya ambil kopi dengan menelan biaya yang cukup tinggi dan itupun masih membawa kopi rakyat dengan hutang dulu. Akhirnya diberikan dan dengan waktu yang terkejar karena harus berangkat Jum’at pagi. Dengan keadaan itu saya mencoba tenang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, mengingat perjalanan Bondowoso-Jember dengan keadaan tenaga sudah mulai tersita dan membawa kopi ke Jember untuk di packing, hingga packingnya memakan waktu hingga larut malam sekitar jam 01;00, karena hari itu  bertepatnya juga dengan salah satu ulang tahun sahabat saya , akhirnya jam satu nyamperin dia dikosan tetapi dia tidak ada, akhirnya balik lagi ke tempat packing. Sekitar jam 02;30, saya mulai terlelap karena besok paginya harus berangkat pagi. Akhirnya sudah beres semua untuk berangkat keesokan harinya.

            Jam dinding menunjukkan Jam 4.30 pagi, mata sudah terbangun dengan persiapan kopi yang di pakcing rapi dengan kardus dan dengan rasa lelah 1 hari penuh dengan tenaga yang tersisa, saya bangkit untuk berangkat ke Jakarta. Perjalanan kereta Jember-Jakarta tidak ada, saya  transit kereta di Purwakarta menuju stasiun Pasar senen. Sesampainya di stasiun pasar senen, dengan barang bawaan cukup banyak. Seperti orang mau mudik. Saya di jemput oleh salah satu calon anggota baru Mapala UI saat itu, yaitu Ghazi. Saya dijemput ke stasiun pasar senen dengan teman-teman kosnya, yang saya ingat saat itu nama temannya adalah Anis dan Abdul selebihnya saya lupa. Dengan keadaan Jakarta dan Depok malam hari yang terasa masih pukul sebelas malam kalau di Jember, saya di bawa menginap di kosannya Ghazi dan di kamarnya Anies sebagai tempat istirahat malam itu. Setelah itu pagi harinya saya di bawa ke skretariat MAPALA UI, terlebih dahulu.
Skertariat MAPALA UI

            Skretariat Mapala UI ini berada di sekitar danau yang memisah antara Fakultas Sastra dan Fakultas MIPA UI, yang dihubungkan dengan jembatan besi. berada di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PUSGIWA). Skretariat ini juga penuh dengan alat-alat yang berkaitan dengan Kepecinta alaman. Dari buku tua sampai alat untuk mendaki yang melegenda juga berada disana. Kalau mau disebut museum pendaki Indonesia cukup mewakililah. Yang membuat saya kaget waktu itu, pertama kali masuk kes skretariat Mapala UI melihat gambar yang cukup besar menghias dindingnya, setelah saya lihat dan baca quotesnya, ternyata digambar itu adalah Soe Hok Gie, dia alumni Fakultas Sastra UI dan merupakan salah satu orang yang mendirikan Mapala UI. Dia adalah seorang aktivis yang selalu mengkritisi pemerintah pada eranya. Dia adalah seorang tokoh pergerakan yang sangat nasionalis. Hingga saat ini nama Gie, masih melekat namanya di teman-teman aktivis. Gie meninggal dunia di puncak semeru dengan berbagai cerita. 
Sumber : www.goodreads.com

Lebih lengkapnya bisa baca sosok gie di Internet dan buku-buku, salah satunya terbitan TEMPO Edisi tokoh. 

Diskertatariat itu saya berjumpa dengan salah satu putra daerah dari Jember namanya Firman. Dan saya sedikit berdiskusi tentang Jember dengan dia,  menggunakan bahasa Madura dan menjadi pusat perhatian teman-teman disana. Dan saya juga berjumpa dengan putra daerah dari Lumajang, lupa namanya. Tetapi tidak begitu banyak diskusi dengan dia. diskertariat saya lanjut ke Aula Apung untuk menyampaikan misi, memperkenalkan potensi wisata dan potensi lainnya di kawasan lereng Ijen.

Tunggu cerita saya selanjutnya 

Rabu, 16 Mei 2018

Pemilik Rahim

1:08:00 PM 2

Pemilik rahim itu menagis
Menangis karena air hina yang pernah singgah di rahimnya
Air hina itupun tumbuh menjadi daging keras
Bahkan sekeras Batuan Karst
Pemilik rahim itu menangis 
Menangis bukan karena kerasnya airhina yang menjelma itu
Tetapi, menagis karena daging yang ia harapkan pernah bersanding dengan daging lembut
Iya, daging lembut yang hampir membusuk itu.
Pemilik rahim itu menangis
Karena, aroma tak sedap dari daging lembut itu
Daging lembut yang selama ini disangka akan menjadi pelembut daging keras yang pernah singgah dirahimnya
Daging lembut itu telah diangkat menjadi darah dagingnya sendiri.
Karena, prasangka baik pemilik rahim yang menangis.
Pemilik rahimpun gelisah
Gelisah daging keras itu tidak seperti dahulu
Tak sepeti karst menghadapi hidupnya
Karst yang dididik oleh kehidupan
Karst yang menjelma dari daging keras itu mulai tangguh karena daging lembut yang hampir membusuk.
Pemilik rahimpun seakan ikut tangguh
Setelah melihat karst yang masih berdirik tegak di tengah kemarau
Kemarau yang melanda tiga tahun lamanya.
Selamat pagi, pemilik rahim

Jember, 13 April 2018

Sabtu, 12 Mei 2018

Perjalanan Panjang Pegunungan Ijen Bondowoso MAPALA UI

5:06:00 PM 0

Alam bukan  untuk ditaklukkan tetapi untuk beradaptasi dengannya. Sekitar  awal januari  2017 dunia kepencitaalaman mengalami duka dan sekaligus membuat tercoreng kegiatan Pecinta Alam karena telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan saat diklatsar di salah satu Universitas ternama di jogja. Tetapi hal beda ditunjukkan oleh temen Mapala UI, Di waktu yang bersamaan selang beberapa hari dari kejadian tersbut, di Bondowoso menjadi tujuan untuk diklatsar (diklat dasar ) dari sahabat sahabat Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (MAPALA UI). Dengan memboyong calon anggota barunya untuk melakukan “jelajah Pegunungan Ijen” dengan Dipandu oleh Badan Khusus Pelantikan Mapala UI yang ke -16. 
Sebelum meninggalkan Dusun Tol-tol Timur bersama Keluarga Pak Kasun Kece

Sebagai salah satu Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam alam tertua di Indonesia, menjadi hal yang wajib untuk dilakukan kaderisasi dan keberlanjutan sebuah organisasi. Kurang lebih  lima belas hari mereka melakukan perjalanan jauh dari UI Depok sampai lereng raung tepatnya dusun terakhir sebelum memasuki perkampungan milik PTPN dua belas yakni Dusun Tol-tol Timur yang saat ini menjadi binaan Relawan Muda Bondowoso dan Menumbuhkan Ide Book Adventure.
Ini merupakan awal saya mengenal Dulur (saudara) dari mapala UI BPKP enam belas. Sewaktu itu saya mendapatkan kabar dari salah satu group Kebencanaan Jember, bahwa akan ada pendakian panjang yang akan di lakukan dulur dulur mapala UI. Darisana saya forward info tersebut ke salah seorang teman, yang aktif mendaki gunung Raung, kebetulan juga yang akan menjadi rute pendakian ini juga gunung Raung dan Suket. Secara tidak sengaja ternyata teman saya telah mengantongi info juga dari teman briker radio lokal. Selang beberapa hari sebelum keberangkatan, dia bermain ke salah satu dusun yang menjadi entry Point yakni dusun Tol-Tol Timur, yang sebelumnya dia sudah kenal dengan kasunnya “mas Tony”, kenal sewaktu masih menjadi anggota radio amatir lokal. 
Diantara Mentor (Irvan) dan calon anggota (Pipit)

Di minggu selanjutnya, dia mengajak saya  kesana karena ada kabar, teman-teman sudah akan pindah dari tol-tol timur ke dusun jampit untuk menyambut teman-temen yang lain yang telah berada di dekat dusun jampit. Dengan mengendarai motor sendiri-sendiri kami langsung mengantarkan saudara Pipit dan ervan serta beberapa alat yang sudah dipacking dengan rapi untuk dibawa ke exit point di dusun Jampit. Sepanjang perjalanan kami melawati perkebunan kopi dusun Krepekan dan sampailah ke dusun Jampit dengan selamat serta disambut oleh teman-teman di basecom Jampit oleh Nisya Dkk. Tak lama disana kami langsung memutuskan untuk turun ke Kota, karena masih banyak kegiatan di daerah kota.
Selang beberapa hari, kita kesana lagi untuk menemui semua calon anggota baru kala itu, karena meraka akan cekout ke Depok lagi. Dengan menggunakan kereta dari Jember dan sebelum cekout mereka masih singgah di teman-teman Mahapena FEB Unej. Tak lupa kami menyempatkan diri untuk berswafoto dengan mereka dengan keadaan letih, lesu dan masih dengan keadaan dihantui salah satu kegagalan mencapai cek point. 
Swafoto dengan Peserta dan Mentor BKP 16 MAPALA UI

Selanjutnya, kegiatan mereka tidak terhenti hanya mendaki pegunungan Ijen. Tetapi mereka masih harus melewati serangkaian acara yakni mendokumentasikan kegiatan mereka selama di Bondowoso dan  mempublikasikan kepada khalayak dengan dikemas  talkshow dan pameran BKP 16.  Pada saat itu , saya hadir diundang oleh teman-teman MAPALA UI Untuk mengenalkan Potensi Lereng Ijen di Aula Apung Perpusat Universitas Indonesia. Yang sekaligus memepertemukan saya dengan orang-orang hebat yang berkiprah di dunianya masing-masing dengan karya-karya luar biasa. Harapan besar dengan hadirnya teman-teman dan hadirnya saya ke UI bisa sharing pengetahuan untuk kemaslahatan masyarkat Bondowoso di Pelosok seperti dususn Tol-tol Timur dan masyarakat Bondowoso secara umum. Karena dengan hadirnya mereka diharapkan, ada multi efek untuk kesejahteraan masyarakat Bondowoso.

Kamis, 03 Mei 2018

Siapkah menjadi Pemuda Pelopor 2018

2:24:00 PM 0

                Hari Kamis 26 April 2018, bertempat di gedung olahraga Pelita Bondowoso, kami 54 pemuda Bondowoso mengikuti ajang pemilihan pemuda pelopor 2018 kabupaen Bondowoso. Pemilihan ini di mulai dari seleksi berkas dari tanggal 18-20 April dan seleksi tulis pada tanggal 21 April 2018 serta seleksi wawancara di lakukan pada hari minggu tanggal 22 april 2018. Kami dari 54 peserta di seleksi secara ketat untuk di pilih mewakili kabupaten Bondowoso ketingkat propinsi  yang akan dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2018, kami dipilih tiga pemuda untuk mewakili setiap bidang. Sementara ada beberapa kategori dalam pemilihan pemuda Pelopor kali ini. jika, pada tahun 2017 di pilih empat kategori pemuda pelopor, pada 2018 di bagi menjadi lima kategori :
  1. Bidang Pendidikan;
  2.  Bidang Sosial Budaya, Pariwisata dan Bela Negara;
  3.  Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan;
  4. Bidang Pangan;
  5.  Bidang Teknologi Tepat Guna, Komunikasi dan Informasi;
Penobatan Pemuda Pelopor 2018

Alhamdulillah, pada hari ini saya dapat menyuarakan pendidikan masyarakat pelosok Bondowoso, pendidikan masyarakat pelosok yang perlu diperhatikan. Dalam ajang pemilihan ini saya mengikuti bidang kegiatan pendidikan. kegiatan yang saya ajukan dalam makalah saya dengan judul “ Book Adventure : mendidik masyarakat pelosok dengan membaca” kegiatan yang saya lakukan #kerjabarengan dengan Relawan Muda Bondowoso, yang merupakan perkumpulan pemuda yang peduli kepada Kotanya. Book adventure merupakan program yang terlahir sekitar dua tahun silam tetapi, eksekusinya baru bisa dilakasanakan sekitar satu tahun ini.

Book Adventure “Jelajahi Dunia Dengan Membaca”

Kabupaten Bondowoso merupakan daerah ek-karesidenan Besuki yang berada di wilayah pegunungan dan perbukitan, dengan sebaran penduduk tidak merata. Hal ini menjadi permasalahan ketimpangan pendidikan antara kota, desa dan daerah pelosok Bondowoso. Berangkat dari kompleksitas permasalahan pendidikan di Bondowoso inilah, Terlahir ide gerakan Literasi berbasis masyarakat dengan nama Book Adventure.
 Book adventure merupakan gerakan yang telah dilakukan oleh kami. bergerak dalam peningkatan mutu pendidikan di pelosok Bondowoso dengan mendatangkan buku berkualitas kepada mereka. Book adventure terlahir karena melihat kondisi minat baca dan kondisi bahaan bacaaan kualitas di daerah pelosok Bondowoso yang kurang. Maka kami sebagai pemuda Bondowoso dan masyarakat Bondowoso secara administratif, merasa memiliki tanggung jawab moral untuk ikut urun turun tangan dalam menangani masalah pendidikan ini.
Book Adventure, kami gagas sekitar dua Tahun yang lalu. Mengingat waktu itu. kami sedang mengunjungi beberapa dusun yang terletak jauh dari keramaian. Kami disana menyaksikan betapa minimnya sarana buku bacaan dan minat baca di beberapa dusun tersebut. berawal dari kunjungan kami waktu itu, untuk mengantarkan teman-teman dari  Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia untuk melakukan ekpedisi pegunugnan ijen. Asumsi Kami berkeyakinan bahwa di pelosok Bondowoso, kondisi hampir seperti ini semua. dan itu terbukti setelah kami melakukan jelajah ke beberapa pelosok Bondowoso. Kami menemukan kesamaan permasalahan dalam bahan baca dan minat baca.
Sekitar akhir 2016 gerakan ini kami lakukan dengan bergerak secara mandiri, kami melakukan kegiatan penuh dengan banyaknya rintangan, yang sangat mengkhawatirkan ketika itu, medan yang kami tempuh jalanannya licin, berbatu, tidak jarang kami beberapa kali terjatuh dengan kendaraan roda dua yang kami gunakan. Tidak berhenti disana, lokasi yng berada di perbukitan juga rawan Longsor, yang sesekali mengancam mereka terisolasi karena jalan yang mereka lewati, tertimbun longsor. Dan mengancam keselamatan kami saat mendistribusikan buku bacaan dan berkegiatan dipelosok. Dan setelah melihat resiko dan tantangannya kami justru lebih tergerak untuk lebih konsisten dalam melakukan gerakan ini.
Book adventure ini, mirip dengan perpustakaan keliling dengan mernggunakan motor meunju ke daerah pelosok. Dengan membawa buku di dalam Box Motor di pasang dibelakang jok sepeda motor kami. Kami hampir dua minggu sekali menuju ke titik lokasi pelosok. Akan, tetapi, dengan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan fikiran, kegitan ini diadakan menjadi sebulan sekali pada pertengahn tahun kemarin. Akan tetapi, Dengan tekat dan niat yang kuat, gerakan Book adventure saat ini tidak hanya bergerak sendiri.

Rumah baca "Soko Raong”
Tepatnya. Pada awal 2017 kami bergerak bersama komunitas Relawan Muda Bondowoso, kami #kerjabarengan dengan memperjuangkan misi besar ini, yakni kami bertekat disalah satu dusun yang pernah kami kunjungi tersebut, dapat dirikan  rumah baca  agar menjadi alternatif berkegiatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di pelosok Bondowoso. Dan mengingat saat ini armada yang membawa buku ke Lokasi masih terabatas. Maka kami memberanikan diri memberdayakan masyarakat setempat dengan membuka rumah baca. Di akhir tahun pada tahun 2017 yang lalu, rumah baca yang pertama terlahir, berkat inisiasi gerakan Book Adventue dengan kerja barengan Relawan Muda Bondowoso.
Rumah baca pertama ini, terlahir di Dusun Tol-tol Timur, Desa Rejoagung Kecamatan Sumberwringin, kabupaten Bondowoso. Rumah baca tersebut terlahir dengan nama “Soko Raong”. Diberikan nama tersebut karena berada di lereng Gunung raung, nama tersebut diambil dari suku kata “soko” (Madura) dalam bahasa Indonesia berarti “kaki”. Dengan adanya rumah baca tersebut, gerakan Book Aventure menjadi cukup mudah melakukan kegiatan disana. karena tidak harus lagi membawa naik turun buku dengan box. Dan gerakan book adventure, ini kedepan telah menyusun rencana program yang akan dilakukan selama lima tahun kedepan dan beberapa program kerja yang telah dilakukan dan akan di lakukan di Rumah baca “Soko Raong  rencana ini tentu perlu dukungan dari berbagai pihak dan kedepan bisa di terapkan dirumah baca yang lainnya serta di dirikan diseluruh pelosok kabupaten ini.
Harapan kami, gerakan ini tidak berhenti dalam kegiatan sementara. Tetapi gerakan ini di harapkan menjadi gerakan masif di Bondowoso mengingat, masih sangat rendahnya minat baca dan rendahnya kualitas Sumber daya manusia. Oleh karena itu, gerakan ini perlu lebih banyak lagi yang terlibat. Untuk menuntaskan tanggung jawab bersama, permasalahan kualitas pendidikan di Bondowoso khususnya, dan permasalahan kualitas pendidikan Indonesia pada umumnya.



            Dusun Tol Tol Timur
Dusun Tol Tol Timur merupakan salah satu dusun terjauh di Desa Rejoagung Kecamatan Sumberwringin. Dusun ini terletak diantara kebun kopi dan hutan Produksi milik Perhutani. Menuju dusun tersebut hanya bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan Roda dua. Jarak antara dusun dengan pintu masuk dusun tersebut cukup jauh, kurang lebih berjarak 500 Meter dengan kondisi jalan yang sulit di tempuh, sementara pintu masuk dusun tersebut berada di antara jalan menuju Bondowoso dan kawah ijen. Karena kalau hujan turun jalannya licin, juga sering terjadi longsor di jalan tersebut. Didusun tersebut hanya memiliki fasilitas Pendidikan berupa Sekolah Dasar dengan Tiga lokal bangunan dan satu Musholla sebagai saran pendidikan agama. Serta memeiliki sarana ibadah berupa masjid, yang terletak di tengah dusun tersebut.
            Kondisi pendidikan dusun tol-tol Timur masih sangat kontras dengan keadaan di desa pinggiran kota. kendala utama yakni semua guru di datangkan dari Bondowoso kota dan daerah kecamatan tersebut, karena sulitnya akses dan jarak yang di tempuh oleh guru menuju ke sekolah, terkadang mereka baru bisa masuk kelas setengah delapan pagi, dan pulangnya sekitar jam sebelas siang. Selepas kegiatan Sekolah Dasar, mereka tidak ada kegiatan belajar mengajar lagi. Mereka lebih banyak melihat televisi dan tidak adanya fasilitas seperti rumah baca atau tempat beramin yang edukatif. Ini yang kami rasa menjadi pemicu rendahnya kualitas hidup dan pendidikan di tol-tol Timur. Terkadang bukan Cuma masalah itu yang di hadapkan pada anak-anak di dusun tol-tol, bahkan sebagin dari mereka ada yang tidak masuk dengan alasan ikut membantu ke kebun bersama orang tua.
Melihat pendidikan di dusun ini sangat kurang, tentu membuat kami merenung bagaimana menggerakan masyarakat setempat untuk menjadi agen perubahan. Sebenarnya didusun tersebut sudah ada satu pemuda yang menempuh perguruan tinggi, tetapi masih belum bisa di berdayakan dalam bidang pendidikan. Usaha kami lakukan terus berkomunikasi dengan mereka, pemangku kepentingan disana, terkadang harus bisa komunikasi dengan mereka.
            Mata pencaharian masyarakat tol-tol timur merupakan buruh tani dan sebagian besar memiliki kebun kopi yang dikelola mereka, tetapi tanah kebun tersebut milik perhutani. Dusun ini berada di tengah hutan produksi perhutani, tentu dengan memanfaatkan hutan produksi tersebut masyarakat setiap harinya keluar masuk hutan di sekitar mereka, karena kegiatan ini merupakan satu-satunya yang bisa mereka lakukan. Masyarakat didusun tol-tol Timur ini hanya ada sekitar 34 kepala keluaga dengan meyebar di antara hutan produksi milik perhutani tersebut.


Data diatas merupakan data yang kami ambil, untuk menentukan strategi Book Adventure di Dusun Tol Tol Timur. Dari data tersebut menunjukkan potensi masyarakat untuk di kembangkan dalam peningkatan pendidikan. Dengan masyarkat yang rata-rata suku Madura, dan pendidikan paling tinggi hanya tingkat SD bahkan ada yang tidak pernah bersekolah. Akan tetapi, saat ini dari sebagian mereka sudah sadar, agar anak-anak mereka tidak mengikuti jejak mereka. Berdasarkan, pemetaan yang dilakukan oleh kami, idenifkasi masalah, siapa yang berpengaruh dalam hal ini tokoh masyarakat untuk di gerakkan. Dengan kerja keras, kami berusaha mendirikan rumah baca disana sudah terlakasana dengan dukungan tokoh masayarakt setempat.
Saat ini, salah satu tokoh yang sering berkomunikasi dengan kami telah menginisi pendidikan Madrasah Diniyah dan kami di persilahkan mengisi kegiatan rumah baca disana dengan menggadengkan sekolah tersebut. Rumah baca yang selama ini berada di ruang tamu kepala dusun dengan ruangan yang tidak begitu luas, kami rasa menginginkan beberapa fasilitas untuk berkegitan. Dengan adanya, inisatif dari masyarakat yang ikut tergerak tersebut membuat kami semakin bersemangat. Mereka sampaikan kepada kami bahwa mereka tidak ingin, anak cucunya seperti mereka.
Guleh gun bisa agebey tempatah cong, se ngajer deggik mantoh guleh alumni pesantren e pekesan. Teros cakancah mbian mon agebeyeh kegiatan bisa e kantoh pon cong, guleh ngabesagin pendidikan e tol tol nikah cong. Ceng ngenesah. Dinah mon se toah pon karoan cong, anak potoh mander tak engak abek cong, tak bisa asakolah teggih. ( saya Cuma bisa membuat tempatnya mas, yang ngajar nantinya menantu saya, dia alumni salah satu peantrren di Pakisan. Anda dan temen-temennya bisa buat kegitan disini nantinya mas. Saya melihat pendidikan di Tol tol ini sangat misris mas,biarkan yang tua sudah di takdirkan berpendidikan seperti ini, anak cucu jangan sampai seperti kami).
           
            Dengan pernyataan tokoh tersebut, mereka ingin keadaaan pendidikan di Tol Tol Timur semakin membaik, secara tidak langsung dengan adanya Book adventure kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan lebih meningkat. Oleh karenanya perlu mengubah mindset masyarakat akan pentingya pendikan. Dengan apa menyadarkan mereka sebagai orang tua, yakni dengan literasi parenting. Salah satu yang menajadi penting dalam gerakan kami, keterlibatan masyrakarat secara langsung untuk peduli pendidikan, ini adalah upaya pemberdayaan pendidikan yang kami lakukan.
            Kedepan misi ini, bukan hanya di Dusun Tol-Tol Timur, akan tetapi akan terus berkembang di seluruh pelosok Bondowoso. Dusun Tol Tol merupakan yang pertama dan sebagai contoh gerakan Book Adventure. Harapan kami partisipasi dari semua masyarkat terlebih pemuda Bondowoso, memeilki empati terhadap kabupatennya. Kerjasama ini tidak menutup kermungkinan nantinya bekerjasama dengan komunitas yang lainnya.

Sabtu, 28 April 2018

Kartini Masa Kini, Kartini Zaman Now

11:59:00 PM 0

Pada hari sabtu kemarin  21 April 2018, sahabat di Relawan Muda Bondowoso melaksanakan kegiatan Memperingati hari Kartini. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang di inisisasi oleh srikandi-srikandi Relawan Muda Bondowoso. dalam kegiatan pada hari itu membagikan bunga yang terbuat dari kain flannel warna merah muda dan merah maroon, sekitar 100 bunga yang akan mereka bagikan di sekitar alun-alun dan sekaligus penggalangan dana Ekpedisi Pelosok Negeri ke 9 yang akan dilaksanakan pada tanggal 05-06 Mei 2018, Kegiatan EPN kali ini kan dilaksanakan di Dusun Leduk Desa Petung Kecamatan Pakem Bondowoso. selain membagikan bunga pada hari kartini tersebut tema-teman juga disibukkan dengan pengumpulan buku bacaan dan baju layak pakai. Di hari yang sama saya sendiri disibukkan dengan kegiatan seleksi pemilihan pemuda pelopor 2018 Kabupaten Bondowoso. sayapun tidak bisa ikut dengan teman-teman untuk membagikan bunga tersebut yang dipusatkan di sekitar alun-alun Ki Bagus Asra.

Dengan berat hati, saya meninggalkan kegiatan tersebut tetapi saya membeli 2 potong bunga tersebut untuk mengurangi beban dan sebagai tanda terima kasih saya kepada teman teman atas kerja kerasnya untuk Hari kartini dan Ekpedisi pelosok Negeri kali ini. Akan tetapi, dua potong bunga tersebut saya simpan di jok Motor. Tetapi saya bingung mau dihadiahkan kepada siapa, sementara saya sibuk dengan kegiatan seleksi tersebut. Sepanjang perjalanan dari kota sampai rumah terus mikir, bunga ini akan di hadiahkan atau ditinggal begitu saja. Akhirnya sesampainya dirumah sayapun istirahat, pagi itu ditanggal 21 saya kepikir hanya kepada ibu dan di buat kejutan di hari minggu tanggal 22, pas acara di disparpora. Akhirnya kedua bunga itu sold out.

Kartini Masa Kini Yang Tangguh


Pada tanggal 21 April 2018, satu bunga hari Kartini sampai di tangan perempuan yang hampir dua puluh lima tahun menyayangiku tanpa pamrih dan meminjamkan rahimnya untuk saya singgahi selama beberapa bulan itu. pada pagi hari, sewaktu beliau masih di dapur dengan baju emak-emak yang lagi masak dan sibuk dengan kegiatan pagi saya sempatkan memberikan bunga tersebut, sebelum berangkat untuk mengikuti ajang pemilihan pemuda pelopor di kabupaten. Mengapa saya memberikan bunga Hari Kartini itu kepada Ibu, karena selama ini sosok kartini masa kini berada pada beliau.
Ibu bagi saya merupakan sosok kartini masa kini yang tangguh, dengan keterbatasan waktu beliau masih menyempatkan melakukan kegiatan kerja di sektor publik dengan menjadi penjual barang pecah belah dan alat rumah tangga  ke daerah pelosok yang amat jauh dengan pasar. Tetapi, tidak meninggalkan kewajiban sebgai sosok seorang ibu dan isteri, beliau sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknyan, baik pendidikan saya dan adik-adik. Beliau sangat tahu apa kegitan kami dan semua tentang kami. Sementara dibalik semua perhatian dan pantau terhadap pendidikan kami, beliau sangat demokratis dalam mendidik kami, dengan memberikan kebebasan pada anak-anaknya untuk menggeluti atau menekuni apapun keinginan kami. Tidak pernah menuntut menjadi apa ataupun menjadi siapapun.
Sampai saat inipun, pendidikan saya yang hampir di ujung tanduk beliau tetap support dengan memberikan nasehat yang tidak memeojokkan tetapi, nasehat bagaimana saya harus tetap berdiri tegak menerjeng semua tantangan ini. beliau tidak menuntut banyak tentang hasil akhir dari pendidikan kami. Tidak harus PNS ataupun menjadi Dosen. Beliau menyerahkan semuanya kepada kami dan beliau menyerahkan karir kami kepada sang Pemilik Semesta, Allah SWT. Beliau memang pemilik rahim yang tangguh, Kartini Masa KIni. Meskipun beliau tidak sampai lulus SD beliau sangat mendukung apapun yang menjadi keinginan kami dalam menempuh pendidikan bahkan harta satu-satunya waktu itu dihibahkan untuk pendidikan kami. Rela naik turun pegunungan berjualan demi pendidikan kami.
Dengan saya memberikan bunga di hari kartini ini, menjadi pengobat rindu ibu pada anaknya, yang selama ini selalu ditinggal dan selalu di abaikan oleh anak pertamanya ini. Andai hari ini Kartini masih hidup, akan saya bilang kalau Hari Kartini itu tidak usah dirayakan, cukup merayakan hari Ibu saja. Karena bagi saya, Kartini hidup dalam sosok seorang ibu saya. Terima kasih pemilik rahim, Kartini kami dalam keluaga Al- Angwari .
Di hari yang sama sebenarnya saya akan memberikan kejutan di aula disparpora, karena timingnya belum tepat, akhirnya saya memberikan kejutan tersebut di hari selanjutnya. Yakni tanggal 22 April 2018, kebetulan pada hari itu ada salah satu peserta yang ulang tahun juga dan  menjadi kejutan bagi kami yang mengikuti acara pada hari itu.

Jumpa dengan Kartini Zaman Now

Di hari kartini sebenarnya saya ingin memberikan kejutan memberikan bunga tersebut pada salah satu  peserta ataupun panitia yang perempuan. Tetapi, yang menjadi bidikan pada hari tersebut adalah Kartini Zaman Now, saya menyebutnya. Pertama jumpa, saya sempat ngobrol tapi lupa namanya. dia lebih muda sekitar 4 tahun dari saya, tetapi dia memeiliki kepedulian tinggi terhadap pendidik anak dan perempuan di pelosok, Cukup miriplah dengan Kartini yang dahulu.
Sepertinya dia juga terlahir dari kalangan bangsawan seperti Kartini yang terlahir di keluarga kerajaan. Tetapi penuh pingitan. Berbeda dengan #kartinizamannow ini, dia anak salah satu tumengunglah kalau di tranformasi ke jaman kerjaan. Dia sangat peduli pada pendidikan di pelosok Bondowoso. tapi saya tidak ingin  banyak tahu tentang dia, alahmdulillah, saya masih ingat asal dia menuntut ilmu.
Rencana di hari 21 itu, satu bunga itu akan saya berikan pada dia. tetapi, waktunya tidak memungkinkan karena setelah tes , masih ada latian mars Pemuda Pelopor yang baru selesai sekiatar jam 2. Bunga itu tidak jadi berlabuh di tangan #kartinijamannow itu, tetapi aku berikan kepada salah satu peseta yang ulang tahun tersebut, meskipun dengan perasaan kurang enak, karena tidak sesuai harapan. Kenapa bunga itu tidak berlabuh pada dia #kartinizamannow.

Mungkin, itu saja cerita hari Kartini di tahun ini. Selamat hari Kartini kepada seluruh Kartini masa kini dimanapun kalian berada. Dan kepada pria dimanapun, mari menjadi seperti Kartono (kakak Kartini) dan menjadi Raden Aryo (Bupati Rembang suami kartini). Berikan ruang pada perempuan untuk mengkpresikan karyanya dan gagasannya.

Sabtu, 14 April 2018

PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI

6:54:00 PM 0

PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI


PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI
Garis tak selalu sejajar, ketika makhluk Tuhan sampaikan.
Bahkan bumi dan langitpun ia jauhkan,  agar ia belajar tentang kehidupan.
Begitupun pria bertuhan saat menyampaikan, kepadamu perempuan berpayung pelangi.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah menangis karena Tuhan mendidikmu
Saat makhluk Tuhan  dari jenis sebangsamu menyampaikan kisahnya.
Karena, takkan pernah berhenti menangis  sampai kisah itu berakhir.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah berjanji bertuhan, ketika kau masih dalam pelukan kisah itu.
Karena, janji bertuhan seakan tak jelas bersamamu sampai kau menemukan hakikatnya.
Janji dalam pelukan kisah pilu itu mengajarkan bahwa, Tuhan masih bersama pemilik kisah itu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi,
Seakan tiada henti kau mencoba untuk menghiasi bumi dan langit dengan payungmu
Meskipun bumi seakan hancur melihat langit memeluk warna itu.
Kau abadikan Tuhan dalam kisah payungmu, seakan  warna itu menjadi penghias dalam diri makluk Tuhan yang lain.
Akan tetapi, pemilik kisah itu masih dalam didikan Tuhan yang tetap di peluk bumi yang hancur karena warna payungmu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Malam itu, Tuhan mendidik langsung pemilik kisah yang pernah menjadi warna payungmu.
Tapi, sayang warna itu tak muncul karena di tutupi gelapnya malam.
Hanya cahaya bintang yang menjadi perantara dialog pemilik kisah dengan Tuhannya.
Ia tak memikirkan warna itu kembali, karena Tuhan mendidik pemilik kisah itu.
Pemilik kisah itu dididik dengan mengenalkan Ibrahim dan Musa agar dieja di waktu subuhnya.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Pemilik kisah itu telah berdamai dengan bulan perjuangan, yang kau sebut rembulan di hari rabu.
Bulan perjuangan itu menjadi saksi kekejamanmu dengan dalih bertuhan.
Pemilik kisah itupun menyadari, bumipun tak akan bisa memeluk warna pelangi itu, kecuali langit yang bisa memeluknya.
Untukmu Perempuan berpayung pelangi
Saatnya kau berdamai dengan mimpimu dalam pelukan langit yang kau pancarkan dari warna payungmu.
Pelukan yang kau nisbahkan sebagai kesempurnaan yang di semogakan.
Kesempurnaan yang kau libatkan Tuhan dalam janjimu.
Selamat pagi, perempuan berpayung pelangi.
Semoga selamat dengan janjimu, selamat jalan dengan hantaran curhat Subuh pemilik kisah.
                                                                                               
Jember, 13 April 2018