Kamis, 05 Maret 2020

KECAMATAN IJEN : Bencana Banjir dan Krisis Lingkungan Yang Terulang Kembali

3:49:00 PM 0
Kecamatan Ijen, merupakan nama baru yang diberikan kepada Kecamatan Sempol (dulu). Kecamatan Ijen adalah kecamatan yang berada dilereng Gunung Ijen dan dikelilingi pegunungan Ijen  Raung, sehingga layaklah kecamatan ini disematkan sebagai kecamatan Ijen. Kantor kecamatan Ijen terletak di Desa Sempol yang merupakan pusat keramaian dilereng Ijen, terdapat beberapa tempat layanan kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya. Menurut Peraturan daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 8 Tahun 2016,  tentang perubahan nama kecamatan sempol menjadi kecamatan Ijen. kecamatan ini menangui beberapa desa, diantaranya Desa Sempol, Desa Jampit, Desa Kalianyar, Desa Kaligedang, Desa Kalisat dan Desa Sumberrejo. Dari sekian ribu  penduduk dikecamatan Ijen mata pencaharian mereka adalah buruh tani dan petani, sebagian besar dari mereka merupakan pegawai, buruh lepas PTPN XII yang merupakan perusahaan milik BUMN dalam pengelolaan Kopi Arabika yang sudah tidak asing lagi, dan masyarakat dikecamatan Ijen berada di atas tanah tanpa pajak atau hanya hak guna yang diberikan oleh PTPN XII dan perhutani. Kecamatan Ijen juga sering disebut salahsatu Surga diketinggian yang ada dikabupaten Bondowoso, karena memiliki kawasan wisata yang cukup indah, beberapa diantaranya adalah kawah ijen, kawah wurung, air terjun Niagara mini dan lainnya. Tetapi, dibalik keindahan ini terdapat ancaman yang selalu menghantui mereka berupa kebakaran Hutan, Banjir bandang , Longsor, zat berhabaya dari kawah ijen seperti yang terjadi tahun 2018, dan kegagalan teknologi jika Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) benar-benar dibangun di kawasan tersebut. Bahkan, kawasan yang berada di aliran sungai maupun dilereng yang cukup jauh dari Kecamatan Ijen, yakni Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo.
            Ancaman tersebut memang tidak sepenuhnya terbukti, akan tetapi dengan terjadi banjir bandang diawal Tahun 2020 ini, tentu membuat pembelajaran bagi kita semua bahwa bencana itu bisa cegah terjadinya dengan dilihat dari aspek lingkungan dan topografi wilayah. Seharusnya masyarakat dan pemerintah belajar dari kejadian serupa ditahun 2015 silam, dimana banjir bandang yang melanda kawasan tersebut merupakan krisis kearifan dalam mengelola lingkungan. Menurut Romlah (2016) bahwa bencana banjir yang melanda kawasan kecamatan di tahun 2015, merupakan bentuk ketidak arifan mengelola lingkungan, dengan menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan baik secara legal maupun illegal. Terjadinya pembakaran hutan yang disengaja oleh oknum tertentu untuk mengambil keuntungan dari perbuatannya. Hal ini menjadi pembelajaran untuk kita semua bagaimana pengelolaan lingkungan hutan dan kawasan hutan. Terjadinya bencana di tahun 2015 silam ternyata cukup punya kesamaan dengan kejadian 2020 ini, akan tetapi bencana banjir bandang 2020 ini lebih besar dari tahun 2015. Kejadian banjir bandang 29 Januari 2020 ini, ditengarai sama dengan kejadian 2015 dengan adanya kerusakan hutan di hulu atau gunung diselatan kecamatan ini, yakni gunung suket. Diakhir tahun 2019 memang terjadi kebakaran dahsyat disekitar gunung ijen dan raung, bahkan yang tersangka pembakarnya sebagian sudah di tangkap oleh pihak berwajib.
“Bencana ini sebenarnya bisa di mitigasi, asal kita semua mau mengambil peran”
Berbagai presepsi terjadinya bencana ini salah satunya topografi wilayah yang berupa cekungan di daerah Sempol, terjadinya kebakaran dahsyat dipegunungan ijen dan raung, serta intesitas hujan yang tinggi sehingga tidak bisa menahan air yang mengalir ke hilir. Pembabatan hutan menjadi lahan pertanian yang tidak bisa mengikat banyak air. Bencana ini sebenarnya bisa di mitigasi, asal kita semua mau mengambil peran untuk penyelamatan kawasan ijen. Dengan adanya bencana ini saya merasakan hal yang cukup unik dalam penanganan bencana  yang terjadi di Sempol kemarin, tanggap darurat begitu cepat dan solidaritas kemanusiaan masyarakatnya sangat tinggi. Bahkan sehari selepas kejadian beredar pengumuman di salah satu Whatsapp Group, untuk memberhentikan bantuan Logistik sementara, dari perusahaan sampai remaja masjid pun turut andil dalam penanganan bencana banjir bandang kemarin, bersyukurnya masyarakat telah mampu hidup harmony dengan bencana banjir bandang ini. dengan melakukan tindakan-tindakan yang telah mereka miliki, karena cukup sama dengan kejadian 2015, masyarakat telah memiliki kapasitas dalam menejemen diri ketika terjadi bencana, kemana mereka harus pergi untuk menyelamtkan diri, dan siapa yang di dahulukan dalam penyelamatan diri. Bersyukurnya tidak ada korban jiwa pada kejadian bencana banjir bandang di kecamtan ijen kemarin.
Dengan adanya bencana yang mengancam tersebut, tentu bisa dilakukan mitigasi bencana dengan upaya multistakholder untuk melakukan aksi tersebut. Peran pemerintah dalam hal ini merupakan sentral untuk mengketatkan kebijakan agar masyarakat, tidak melakukan pembabatan hutan secara berlebih. Begitupun, masyarakat sadar dan mampu mengendalikan dirinya untuk tidak menggarap lahan secara berlebih. Mungkin tidak berlebihan harapan saya, jika muncul lokal heros penyelamat hutan seperti yang terjadi dibeberapa daerah. Local heroes ini muncul atas dasar diri mereka bukan karena terpaksa apalagi karena hanya dibayar.
Lokal heroes itu bisa terekspose atau tidak, itu hal yang terpenting. Pada bulan Desember 2019, sebenarnya telah ada kegiatan penanaman bibit Pohon yang dilakukan oleh satu komunitas yang bergerak di bidang lingkungan yakni Hijau Madani bersama Komunitas paralayang Bondowoso, yang di nahkodai oleh salah satu aktivis lingkungan yakni Slamet Riyadi yang popular dengan nama Mas Slam. Ia merupakan aktivis lingkungan yang baru saya kenal, mutiara penyelamat bumi. Setelah terjadinya bencanan bajir bandang dikecamtan ijen, beberapa opini mulai di gulirkan, salahsatunya adalah bagaimana mengembalikan fungsi hutan yang sebenarnya.
“Bijaklah memperlakukan alam, agar kita dipelakukan sama olehnya”
Dengan menghimpun diri beberapa komunitas di Bondowoso akan melakukan Reboisasi Massal dengan satkorlap Kodim 0822 Bondowoso, yang dilaksanakan tanggal 1 Maret 2020 dengan mengabil momentum nama, "Serangan Reboisasi 1 Maret" . Tetapi, pada dasarnya gerakan ini muncul dari bawah, yakni Komunitas, ini menjadi harapan besar sebenarnya bagi pemerintah untuk berperan aktif dalam pengelolaan lingkungan kedepannya. Adanya gerakan ini bukan tanpa alasan, berdasarkan assement memang sangat perlu dilakukan reboisasi. kalau perlu pemerintah juga ikut berperan dalam melakukan pemetaan masalah ini, dengan menghadirkan semua stakeholder atau pemangku kepentingan, agar hutan kembali pada fungsinya. Serta saling kontrol dalam pengelolaan lingkungan ini sangat perlu, jika memang ada yang melanggar ditindak secara tegas. Jangan hanya meninggalkan cerita tentang bencana terhadap anak cucu kita nanti, akan tetapi warisi mereka kawasan asri  yang bisa menjadikan mereka sadar, mereka memiliki leluhur yang patriotik menjaga alamnya.
Sekian ulasan ini, sebagai pengingat bagi saya juga dalam mengola lingkungan dengan arif tidak serakah, tamak dan merusak alam ini. renungan ini mungkin bukan hanya tulisan belaka, akan tetapi kami tengah berupaya untuk melakukan aksi nyata dilakukan bersama Komunitas dan mengajak pribadi ini untuk lebih arif meperlakukan alam semesta ini. Terima kasih dan sampai jumpa kajian berikutnya.

Minggu, 01 Maret 2020

Berjumpa Pemilik Hati Samudra, Mbah MH Ainun Najib ( Cak Nun)

5:57:00 AM 0


Foto Bersama Mbah Nun 

Alhamdulillah, itulah ucapan yang kerap disampaikan ketika merasakan kebahagian sebagai rasa syukur, atas nikmat Allah SWT yang telah melimpahkan segala bentuk nikmatNYA. Begitupun saya, kemarin ketika berjumpa dengan salah satu Tokoh Panutan yang selalu mengingatkan anak cucunya ini dengan senyuman, pelukan , bahkan guyonan. Bangsa ini sangat beruntung memiliki manusia seperti beliau yang setiap hari sibuk dengan tangisan anak cucu bangsanya. Setiap hari pindah lokasi, kadang di Jawa kadang diluar Jawa juga bahkan jadwalnya hampir penuh setiap bulannya, tetapi Yogyakarta menjadi pilihan beliau untuk menjadi lokasi perenungan mbah bersama anak cucunya. Tepatnya di kota Sleman, beliau bersama uti kami dan dulur-dulur kiaikanjeng selalu bersamanya.
                Saya bersyukur dapat berjumpa dengan keadaan beliau sehat wal afiat, mengingat salah satu nadzar saya menjumpai atau sowan para tokoh-tokoh bangsa, terutama Tokoh Nahdlatul Ulama setelah dinyatakan lulus dari kuliah yang cukup panjang ini. Alhamduillah, kemarin dapat berjumpa Mbah Nun dalam pelaksanaan  Festival Sains dan Budaya 2020  di komplek Kharisma Bangsa School tempat digelarnya acara Kompetisi tahunan bergengsi yakni Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia ( OSEBI). Berjumpa mbah Nun merupakan ketidak sengajaan yang harus disengaja untuk berjumpa dengan beliau,  sebagaimana disetiap maiyah acara sinau bareng biasanya bersalaman dengan beliau adalah moment sangat sulit, karena pengawalan ketat dari panitia.
Berjumpa langsung dengan beliau merupakan suatu moment yang tidak bisa dilupakan dan harapan semua sedulur maiyah disegala penjuru dunia, begitu juga saya yang masih amatiran jadi jamaah maiyahan menjadi moment spesial banget dalam perjalanan kelana selama di Jakarta. Kemarin penuh drama untuk ketemu beliau, karena tidak disengaja bahkan seperti mimpi ketemu beliau. Jadi, kemarin hari Ahad 23 Januari 2020, sekitar jam sebelas siang nyonya saya dihubungi kakak kelasnya yang kebetulan guru di Kharisma Bangsa School (KBS), dia bilang kalau acara itu dihadiri oleh Mbah Nun, tetapi temen nyonya biasa saja. Mendengar itu sayapun segera mandi, bersih diri dan tibalah sekitar jam 12 an saya berangkat ke lokasi acara FSB 2020 tersebut. Tanpa diduga, ada kabar  hampir sampai lokasi, kakak kelasnya nyonya bilang kalau acara udah hampir kelar, jadi agak lemes tubuh ini tetapi saya masih berusaha kesana, bagaimanpun yang penting bisa ketemu mbah Nun dan salaman dengan beliau. Syukur Alhamdulillah, acara sedikit diperpanjang dan masih menyempatkan diri melihat  persembahan medali Emas Bagi para pemenang FSB 2020. Mbah Nun menyampaikan orasi penutupan FSB 2020 tersebut, dengan banyak wejangan yang diberikan kepada adek-adek hebat dari seluruh Indonesia ini, yang nantinya mewakili Indonesia di olimpiade Internasional.
Foto Booth FSN 2020 

                Tidak hanya sampai disana, selepas acara saya coba lihat mbah Nun turun panggung dari sebelah mana. Beliau turun dari sebelah kiri panggung, saya pun menuju pintu keluar acara, ternyata beliau tidak lewat jalan itu. Lalu sayapun menuju pintu masuk utama sekolah tersebut, bertanya kepada satpam, kendaraan yang membawa mbah Nun yang mana, ternayata masih berada diparkiran dengan Nopol Bogor (F ), selang beberapa menit ada juga salah satu guru pendamping lomba puisi ingin menemui mbah Nun juga, untuk bertanya Puisi yang dibawakan anak didiknya dibuat tahun berapa. Saya bersama mas Opic nama guru tersebut, menunggu hingga kurang lebih jam setengah dua, tetapi mbah Nun belum juga tampak keluar dari sekolah tersebut, dan kita tunggu di depan mobil yang dimaksud, karena sangat mepet dengan waktu sholat dhuhur, secara gentian sholat di Mushollah, sampai mas Opic selesai sholat, beliau belum juga meninggalkan lokasi acara. Akhirnya saya sholat dhuhur dulu, sekitar 10 menitan, dan ketika keluar selesai sholat terasa surprise banget, ternyata mbah Nun udah berada dipintu keluar sekolah dengan banyak Guru dan tentunya mas-mas yang tadi ikutan foto bersama beliau. Tanpa pikir panjang, saya langsung salim ke beliau, ternyata ada momen lainnya yang mebuat saya tidak bisa ngomong, ketika saya ingin memeluk beliau dan beliau memegang kedua pundak saya, menatap mata saya dan tanpa mengatakan apa-apa beliau seperti menyasehati. Luas banget hati beliau,  dengan sibuknya yang luar biasa, masih bisa memanusiakan cucunya yang penuh amarah, dan dosa ini. Dengan Niatan, tadinya selain salaman dan meminta nasehat “pernikahan “ bagi kami berdua, dengan kejadian luar bisa tersebut saya tidak bisa berbicara apa-apa, hanya bersalaman dan berfoto dengan beliau sebagai catatan momen bersama beliau.
“Segala pertemuan itu adalah percintaan_Cak Nun”
                Ini merupakan moment luar biasa bagi saya, moment sangat langka berjumpa dengan beliau dan salaman langsung dengan beliau bahkan dipeluk, di tepuk pundak saya dua kali oleh beliau. Dengan tatapan beliau yang membuat saya optimis, sekaligus badan gemeter menahan rasa haru yang luar biasa bisa berjumpa dengan beliau. Moment ini juga dirasakan oleh teman dan sahabat saya dengan perasaan “cemburu dan iri “ katanya. Sampai tulisan ini terbit, telah ada 3 sahabat dan teman yang bilang seperti itu. Insyallah dilain waktu kalian bisa berjumpa beliau ya, dengan keadaan beliau sehat wal afiat. Terima kasih mbah Nun, telah memberikan optimis kepada kami cucumu ini.

Kamis, 20 Februari 2020

SARJANA TUA : Almamater Tercecer Di Ruang Busuk

11:24:00 PM 0

Wisuda Unej 2020 edit By Canva

Menjadi sarjana dambaan anak-anak desa yang ingin merubah jalan hidupnya lebih baik (katanya), begitupun saya sebagai anak desa yang ingin merubah mindset , perilaku bahkan ekonomi keluarga di masa yang akan datang. Meskipun dulu keinginan menjadi Tentara Nasional Indonesia dengan prestise yang didambakan oleh anak-anak desa dimasa itu,  menginginkan punya tambang dan penguasaan lahan seperti Jendral-jendral di Ibukota sana. Beruntungnya, meskipun tidak menjadi TNI akan tetapi saya memiliki harapan besar menjadi seorang sarjana Sosial lebih tepatnya Sosiolog bidang lingkungan dan bencana, meskipun perjalanan berliku selama perjalanan yang saya lalui selama ini di dunia akademisi.

Tepat pada tanggal 26 Januari 2020, saya dinyatakan lulus dengan wisuda pertama sampai saat ini.  perjalanan berdarah-darah menuju wisuda menjadi kenangan tersendiri selama menempuh strata satu di kampus, dengan lama studi 7 Tahun 3 Bulan 28 hari hampir dua periode penuh menemani rektor saya. Perjalanan ini memang sangat melelahkan tapi menjadi kenangan indah yang mungkin tidak terulang dalam catur kehidupan saya. Almamater yang saya rasakan lusuh saat wisuda menjadi bukti bahwa telah lama tercecer diruang busuk perpolitikan kampus, yang membuat saya merasa bahwa ilmu yang didapat dibangku kuliah itu hanya 30 persen, sisanya mendapatkan di sudut-sudut ruang hampa kehidupan luar kampus dan entitas yang penuh makna di segala  pelosok-pelosok bersamai mereka yang katanya tidak berpendidikan.

Ruang-ruang dikampus mungkin sangatlah menjunjung tinggi akademik dan sering dibilang kalau setiap akademisi itu agent perubahan, nyatanya tidak begitu juga. Kegelisahan yang saya rasakan ketika berada di dalam kampus dan dipisah jarak antara mereka yang butuh akan pendidikan, dibatasi pagar betis akademik dan menjadi kesombongan diri ketika baru menjadi mahasiswa membuat saya menyebutnya ruang busuk yang penuh dengan kehampaan. Seiring berjalannya waktu, saya juga belajar pada masyarakat yang katanya tidak berpendidikan menjadikan almamater itu  tercecer diruang busuk hingga lama.

"Terima Kasih Ruang Entitas, Menjadikan Lebih Bijak Dalam Berpijak" 
Tapi, saya tidak akan terlalu mengutuk ruang-ruang itu, sedikit banyak juga membuat perubahan di hidup saya salah satunya membuat tulisan ini. tetapi saya juga tidak melupakan ucapan terima kasih ruang-ruang entitas yang telah menjadikan lebih bijak dalam berpijak. terima kasih para manusia-manusia yang telah peduli dengan kehidupan manusia lainnya, sehingga membuatku berkaca kepada anda, bahwa bukan hanya gelar yang menjadi kebanggaan akan tetapi kebermanfaatan terhadap manusia lainnya yang menjadi catatan dihadapan pemilik semesta. Selamat di wisuda dan sampai jumpa kehidupan yang penuh ketidakpastian di masa akan datang. Semoga engkau menjalani dengan kemerdekaan!
"Baca Juga; Sarjana Gagal, Gagal Sarjana, atau Pengangguran Bergelar"

Kamis, 13 Februari 2020

Menghargai Proses Bersama Swayanaka Jember II

7:55:00 PM 0

Struktur Organisasi Swayanaka Indonesia regional Jember

Foto By Panitia Oprec, Edit by Canva


Divisi Kesehatan

Divisi kesehatan merupakan divisi yang menangani dengan masalah kesehatan tumbuh kembang anak serta lingkungan sekitar desa binaan. Banyak program yang muncul dalam kepengurusan periode saya saat itu, salah satunya pembuatan Taman Toga bersama anaka-anak dan cek kesehatan mata anak. Divisi diisi oleh orang –orang berkompeten dibidangnya saat itu. karena saya rasa ketika itu Jember masih tinggkan kebersihan anak dll masih rendah, mari ikuti saya untuk mengenal siapa saja yang menjadi bagian divisi ini. silakan simak!

Finty Arfian

Panggilan akrabnya Finty, perempuan asal Magetan ini merupakan mahasiswa Kedokteran yang secara nanti dia akan menjadi dokter. Ia menjabat sebagai Kepala divisi Kesehatan, cukup ekuavalenkan dengan jurusannya dia. anggota satu ini merupakan anggota yang sangat aktif dalam berswayanaka. Selain kesibukannya dia di swayanaka ia juga sibuk di organisasi internal kampusnya. Dia juga perekat anggota ketika anggota waktu menjadi blok-blok, dengan upaya dia bisa menjadi anggota rekat. Sebelum menjadi kadiv, ia pernah menjadabat sebagai anggota saya di Danus di pengurusan sebelumnya. Selain itu ia juga idaman di swayanaka, idaman kakak-kakak dan beberapa anggota tetapi  tidak ada yang berani ta’aruf sama dia hehehe. Anggota yang pernah nangis karena acaranya tidak berjalan dengan baik ketika menjadi penanggung jawab acara di sekolah binaan. Kesibukan saat ini Dokter Muda dan selain itu sepertinya sangat sibuk dirumah sakit.. sukses terus ya  Dokter, ojok nangisan maneh yo….hehehe

Alfita Rahmawati

Alfita panggilan akrabnya, perempuan ini berasal dari kota Tulungagung dan notabane ia merupakan satu kota sama mbak Emma ketua swayanaka periode sebelum saya. Dia mahasiswa farmasi yang cukup satu jalur dengan divisi yang ia tangani. Dia merupakan anggota satu-satunya dari farmasi setelah generasi seangkatannya pada hilang entah kemana, selain aktif diswayanaka ia juga katif dibanyak kegiatan salah satunya di UKM kesenian fakultasnya. Ia juga sangat hobi menari. Terkahir ia menajabat ketua swayanaka periode setelah saya, anggota yang sering telat kalau janjian karena ketiduran hehehe. Kesibukan saat ini mungkin berada di Tulungagung apa Blitar dengan persiapan menjadi apoteker Handal.. sukses yoo sering ngeracik obat anti Tidur ya dekk biar tidurnya gak kelewatan...

Rima Aprilia H

Rima panggilan akrbanya Rima, mahasiwa asal Blitar ini merupakan mahasiwa kedokteran yang satu angkatan sama finty, sewaktu dipengurusan saya dia sangat aktif dalam memenej sesuatu, terkahir ia mengikuti kegiatan pada Oprec anggota baru, alasannya karena sangat sibuk di organisasi dlam kampus karena juga tuntutan kuliah yang berat. Perempuan satu ini tidak banyak saya ketahui karena jarang berkomunikasinya dengan saya dan mengikuti proses di swayanaka tidak sampai akhir dan ia mengajukan pengunduran diri setelah nilai ujian Bloknya menurun. Menurut saya dibalik kesibukannya ia masih bisa membagi waktu dengan baik.. baik baik ya DMnya .. kalau ketemu dijalan sapa yaa sukses terus menjadi Dokternya.

Presesiaji

Aji panggilan akrabnya, merupakan satu-satunya anggota laki-laki yang berasala dari Kedokteran waktu itu. Pria asli Sidoarjo ini merupakan mahasiswa sangat aktif, selain menjadi bagian dari swayanaka ia juga menjadi bagian penting organisasi BEM kampusnya. Ia juga aktif dalam kegiaatan rohanian di kampus bahkan setiap langkahnya ia pegang Al Qur’an. Oleh karena itu waktu itu menjadi idaman perempuan diswayanaka. Kesibukan saat ini menjalani Praktek Dokter Muda, sukses terus yo ji, pertahankan sikap Cool mu yo hehe

Divisi Pendidikan

Divisi pendidikan merupakan divisi yang bertugas menyelenggarakan Belajar Mengajar di Desa Binaan dengan metode belajar, bermain dan berkarya. Disini adek-adek di desa binaan diajak berkreativitas, menngenali sesuatu dan berkarya Sesutu yang tidak ia dapatkan di pendidikan formal. Salah satu contoh adek-adek diberikan kesempatan untuk mendongeng dan mebuat kreasi dari barnag bekas. Selain itu tantangnanya juga banyak ketika kami dihadapakan dengan adek-adek di desa binanan yang superaktif, tingkat keingintahuannya tinggi dan masih mencari jati diri mereka. Tak jarang dulu sewaktu kami di desa binaan sebelum mengajar adek-adek ini mengusir kami dari desa, tidak mau terbuka kepada kami bahkan kami sempat dihadang dan ditantang berkalahi oleh adek-adek yang menamakan dirinya “panitia Hari Kiamat”, padahal mereka masih kelas 4-6 sekolah dasar. Darisana kami belajar pendekatan emosional dengan mereka, dan pendekatan secara manusiawi kita lakukan, mereka tumbuh dan berkembang bersama kami, lamban laut mereka sangat terbuka dengan kami, bahkan kalau jadwal ke desa binaan kami tidak hadir diminggu berikutnya mereka menyanyakan kami. Bahkan seperti hubungan kakak dan adik. Tujuan kami tidak banyak, cuckup memberikan ruang bagi mereka, dan menjadi kakak penyayang bagi mereka. Alhamdulillah, ketika mereka lulus dari sekolah dan berpamitan mau mondok dan melanjutkan sekolah ke menengah pertama, kami merasa sangat bahagia dan ada tangis haru bahagia diantara kami. Sampai saat inipun mereka masih sering menyapa kami di Media Sosial dan tak jarang ketika mereka dirumah menanyakan kapan kami bisa bertemu mereka. Mungkin itu sedikit kisah di desa binaan yang menjadi memori dan kebanggan tersendiri bagi kami. Selanjutnya saya menyebutkan satu-persatu yang berkecipung di divisi pendidikan.

Faiz Al Amjad

Pemuda asal Jogja ini merupakan Kepala divisi pendidikan yang selanjutnya menggantikanku menjabat ketua Umum setelahku tetapi tidak berjalan mulus, dia hanya bisa mempertahankan jabatannya hanya beberapa bulan, karena beberapa alasan yang menjadikan dia mundur dari jabatan terserbut. Dia ikut swayanaka mulai ketua umumnya masih mbak Emma. Selang berapa bulan setelah ia memundurkan diri daya dapati ia tengah memeperdalam ilmu Al Qur’ann dan dia menjadi perwakilan Kampusnya untuk mengikuti lomba MTQ Nasional. Selain itu waktu diswayanaka di memang tidak banyak bicara jadi dia memiliki skretaris divisi yang bantu komunikasi denganku yakni Ella. Pria ini merupakan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional. Terima kasih Iz, wes sanggup dadi kepala divisi Pendidikan sek jamanku yo.. lek ketemu ndek ndi ae nyopo iz, ra usah sungkan-sungkan…

Ella Izza Asfarina

Mahasiswi asal Lumajang ini merupakan anggota divisi pendidikan yang juga sering membuat ide mengembangkan pendidikan anak. Pernah menulis buku dongeng anak yang iya tulis dengan temen-temen UKM Kesenian Universitas Jember. dia sangat cerdas menejemen waktu antara kuliah dan beberapa organisasi. Dia menjadi perantara komunikasiku dengan faiz ketika dipengurusan, karena dia merupakan anggota yang cukup sering obrak-abrik divisinya untuk berkegiatan. Kalau tidak salah jabatan terakhir di swayanaka regional jember adalah sebagai kadiv pendidikan. cukup sabar menghadapi adek-adek binaan, mungkin karena memang sesuai jurusannya PG PAUD UNEJ. Mungkin banyak lagi yang tidak bisa saya tulis tentang perempuan ini. el, baik-baik dengan gelar terbarunya ya, dan semoga semangatmu sek ndek Jember, iso di gowo neng kotamu Lumajang .

Muhlisin

Mahasiswa Magister Hukum Universitas Jember ini merupakan pemuda asli Kota Gandrung Banyuwangi dan sekaligus Pendekar Tapak Suci. Saat ini dia aktif sebagai penasehat hukum disalahsatu lembaga Bantuan Hukum di Banyuwangi. Semasa bersama diswayanaka banyak kritikan yang membangun untuk berkembangnya swayanaka saat itu. dibalik kesibukannya kuliah dna kerja dia masih aktif berorganisasi, didalam kejombloan saat itu juga ingin meminang swayanakers juga tetapi, tidak ada jalan kesana. Sin lek dadi pangacara kudu adil, tetap menjadi pengacara yang baik hati dan tidak sombong yo sin. Mugo tahun iki wes entuk jodoh lan rabi hehehe

Lika indria

Perempuan cantik mungil ini merupakan anggota swayanaka pada periode saya yang sempat tidak aktif beberapa bulan di karena tidak malu untuk bergabung kembali sejak vakum pasca oprec saat itu. perempuan asal Kota Gresik ini merupakan sarjana pendidikan Fisika Universitas Jember. setelah beberapa lama tidak mengikuti kegiatan swayanaka kala itu, terbayar dengan  aktifnya berkegitan setelah itu. saat ini dia kembali ke kampung halamannya di Gresik sekitar Kecamatan cermee yang merupakan lokasi yang pernah saya singgahi sewaktu bekerja disana. masio adoh teko Jember, tetep bermanfaat bagi sesame yo lik, menowo enek kegitan swayanaka Surabaya iso melok lan kontak bu Yessy senior swayanaka sing stay ndek Gresik pisan lik. Lek rabi undang-undang yoo.. insyaallah teko kok hehe


Divisi Dana Dan Usaha

                Divisi ini merupakan divisi yang bertanggung jawab atas pendanaan yang diberikan dari pusat dan dana dari donatur untuk di kelola dan dikembangkan, Untuk menunjang operasional kita berkegiatan selama kepengurusan. Ketika itu kegiatan mereka usaha mandiri, EO kegitan kecil-kecilan, dan beberapa kegiatan untuk mendapatkan sponsor dan dana dari luar donasi tetap. Saat itu ada yang bergerak memebuat lukisan, jualan cilok sampai jualan bros, krudung serta usaha lain yang halalan toyibban. Untuk berkenalan dengan beberapa orang yang telah berjasa kala itu mari saya kenalkan satu-satu;

Aprilian Dwi Cahyono

            Pria Gentlemen kelahiran Jember ini merupakan koordinator divisi ini atau ketua divisi Danus ini. dia merupakan salahsatu sahabat saya di Perkumpulan anak muda kala itu bernama KOERAWA, yang sampai ini masih aktif berkontribusi menelong umat yang sedang kelaparan diperantauan. Dia merupakan satu-satunya cowok yang berada di Divisi tersebut. seorang sahabat yang sama-sama berjuang menjalani masa akhir purna kampus saat itu, salahsatu sahabat yang super kalem dalam segala hal, panggilan akrabnya adalah Pak RT, dia merupakan seorang mahasiswa Sosiologi dan calon S.Sos tahun ini, selain kesibukannya tugas akhir, saat ini sibuk menata masa depan untuk menjadi bapakable. Perannya di Danus waktu itu sangatlah strategis, saya memilih mempercayakan danus kepada dia, karena dia pernah menjadi anggota danus ketika saya masih menjadi Kadiv danus di periode sebelumnya. Pokok’e pak RT iki kalem-kalem menghanyutkan dalam memimpin divisinya. Ayo te semangat, Insyaallah sukses bareng kok, ojok baperan lan putus asaan, sukses sukses.. lek gak sukses yo kudu sukses te…

Arlin M.

Perempuan asli Jember ini merupakan mahasiswa dari Jurusan Fisika, di fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan. merupakan anggota danus yang memiliki bakat dalam karya seni lukis dan gambar. Saat menjadi anggota swayanaka dikepengurusan dia cukup aktif memebriakn kontribusi, selain kesibukannya kuliah dan swayanaka dia juga sering ikutan lomba yang mewakili kampus di luar kota serta pernah menjadi peserta pepsiminal category seni. Ia juga aktif kegitan di UKM kesenian UNEJ. Dari skill melukisnya ia jual melalui swayanaka dan beberapa penghasilnya masuk ke kas Swayanaka, sebuah skill yang membawa berkah. Lin, lek ketemu aku maneh sopo yo, kapan-kapan aku tak tuku lukisanmu maneh..

Lely Yuliati

Perempuan asli pulau Garam ini tetaptnya Kota Sumenep, merupakan mahasiswi dari FKIP Fisika Unej yang saat ini stay di Kota Malang. Dia merupakan bagian dari beberapa anggota swayanaka yang berasal dari Fisika, memang kebetulan squad kepengurusan saya banyak dari pendidikan fisika ketika itu, dan selaluaktif membantu mbak siti dalam melakukan kegiatan.Semasa di Jember kita kalau ketemu sering memakai bahasa ibu yakni bahasa Madura, dan Alhamdulillah dia juga sebagai penerjemah bagi temen-temen yang tidak mengerti bahasa Madura ketika turun ke Desa Binaan. Dia bertahan dari oprec sampai akhir kepengurusan, terima kasih ya lek.. telah meluangkan waktu untuk berswayanaka. Jek kalopaaen lek, insyallah sukses masenah bede e malang, le bileh mun bedeh bektoh kok nyepperah lek..

Siti Maimunah

Siti Maimunah nama Aslinya, teman-temannya se angkatannya memanggilnya Mbak Siti dan swayanakers yang lainnya biasanya memanggilnya mbak My Moon. Perempuan asal Probolinggo ini merupakan mahasiswi Jurusan FKIP Fisika dan merupakan yang  dituakan diantara beberapa swayanakers asal jurusan fisika. Ia menjabat sebagai Ibu DANUS yang seringkali mau direpotkan membuat kreasi untuk pengadan kas. Kos-kosannya yang menjadi tempat Inventaris Swayanaka. Kisahnya diswayanaka memang slow-slow but Sure, dia cepat tanggap sigap dalam melaksanakan program kerja, kalau bagian nagih uang baju kepengurusan serahkan dia, pasti dipepet terus.. cocoklah jadi bagian penagihann.. pepet terus sitt. Baru-baru ini ia menyandang status baru yakni sebagai seorang istri, lelaki yang selalu dicuekin ketika telpon dan selalu kurang direspon kita ngomong sekarang menjadi imam dalam berkeluarga. Sepurane yo sit durung iso teko neng Probolinggo langgeng yo sama mas Arif.. ojok lali uang baju yang belum lunas di tagih ya hehe..

Faiq Najibur

Mas faiq banyak swayankers perempuan memanggilnya, pria kelahiran Banyuawangi dan mahasiswa jurusan Kesejahteraan sosial ini merupakan anggota paling cool di divisi Danus. Ia tidak banyak bicara dalam melaksanakan proker, tetapi lebih banyak bekerja dan full inisiatif, tentatif dalam bekerja. Dia salah satu anggota siaga yang kapanpun bisa dipanggil untuk kegiatan kami. Ketika swayanaka hampir mendapatkan seseorang tetapi, diagantung dalam hubungannya hehe. Beberapa kali saya pernah singgah dirumahnya dan menumpang nginep disana, perawakananya tetap cool sampai saat ini. Kesibukannya setelah ia lulus menjadi seorang pengusaha ayam dan Driver ojol yang enerjik.. kabar terbaru sih sudah bekerja di Finance salah satu bank di Banyuwangi. Ojok lali kang tak enteni ndek Bondowoso, samean sing durung teko omahku, lek sek mau berjuang yang itu tuh masih kosong kabarnya kemarin kang hehe

Yeri Suhartin

Yeri itu panggilan akrabnya, perempuan asal Jmebr ini merupakan mahasiswa dari jurusan fisika 2013, sewaktu dikepengurusan jarang berargumen, berebeda dengan anggota yang lainnya. Waktu itu pernah membantu Danus dalam inovasi produk untuk mnunjang perekonomian organisasi eyaaaa.. kalau tidak salah ketiak itu membuat es pisang ijo yang di Jual waktu acara Bulan Berbagi atau Lebih di Kenal Baksos yang adakan setahun sekali. Yari cukup pendian, sangat jarang ngobrol dengan saya. Samapai demesioner kalau dihitung jari masih bisa, ngobril dengna saya. Yer kalau masih di Jember sering-sering ya lihat swayanakanya, terus kalau ketemu nyapa yaa.. ojok macak gak kenal hehe
       

Divisi Hubungan Masyarakat

Divisi Humas merupakan divisi untuk publikasi kegiatan dan penghubung organisasi dengan masyarakat, komunitas lainnya. Publikasi kegiatan oleh tim humasBaik dalam bentuk foto, video, informasi grafis dan dapat diakses oleh semua. Selain itu humas dalam bekerja selama periode kepengurusan saya, cukup banyak prestasi yang mereka berikan. Berupa penghubung dengan pihak sponsor, media online maupun cetak dan video kegiatan selama satu periode tersebut. dan biasanya tim humas jarang muncul di media sendiri. Baik saya akan kenalkan anggota yang keren-keren dari Humas ini satu-satu.

Sendy Martin

Pria kelahiran Kota Santri Jombang ini merupakan kepala divisi Hubungan Masyarakat periode saya. Dia merupakan sarjana Sosiologi yang saat ini telah bekerja di salah satu perusahaan semen bertempat di Solo. Dia membantu saya sebagai ketua Hubunganj masyarakat, dan telah muncul karya-karya dia ketika berproses diswayanaka bisa kalian akses di Youtube.  2019 kemarin dia menikah dan selamat sen, wes entok konco dewe. Semoga tahun ini bisa main ke Jombang aku bro,,

Siti Nailatul

Perempuan kelahiran Ambulu, Jember ini merupakan sarjana Biologi yang saat ini sibuk-berproses ditempat lainnya. Dia merupakan salah dua mahasiswa yang bertahan dengan dikepengurusan saya bersama Syari, tak lain merupakan sahabatnya yang sekarang telah menjadi Istri dari bapak SDM yakni Malik naharul. Perempuan ini paling sering memberikan masukan terhadap swayanaka khususnya ketika tim humas kendor. Tak do’akan nai semoga segera menyusul bapak ibu PSDM ya, biar bisa double date.

Hikmah Yanti

Perempuan kelahiran Puger Jember ini merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Fisika, yang tak laia pasukan terbesar dikepngurusan saya. Diluar kegiatannya menjalani kuliah di FKIP dia juga memeiliki skill desain grafis yang menjadikan dia seorang Humas bagian desain pada masanya, sering sekali saya hubungi ketika desainnya belum muncul di Instagram kami. Saat ini dia telah sibuk menajdai seorang guru di salahsatu sekolah SMA di kecamatan Puger, dan semoga ada kabar baik ditahun ini, tentang laki-laki yang sering saya lihat di status Whatsappnya.  

Hendrik

Pria asal Jember ini merupakan mahasiswa jurusan fisika dan satu-satunya anggota humas yang laki-laki, sehingga menjadikan dia lebih sering diminta tolong oleh kang sendi untuk membantunya, terlebih jika tugas calon istrinya tidak terselasaikan, pada saaat ini dia sibuk menjadi seorang pengusaha. Semoga ditahun ini dapat menikmati pelaminan bersama itu-tuh yaa

Ervina


Perempuan asal Sidoarjo ini merupakan mahasiswa FKIP yang telah lulus ditahun 2017 bersama teman-teman pasukan dari pendidikan fisika, dia membantu sendy di humas sebagai anggota yang memilki tugas mengelola media sosial swaanaka regional saat itu, nah uniknya ervina ini merupakan pasangan dari hendrik yang juga anggota Humas, dimana ada rapat humas, mereka harus lengkap kalau tidak lengkap biasanya pada tidak hadir. Vina, semoga tahun ini bisa bersma dipelaminan bersama hendrik yaaa

Sekian catatan saya tentang orang-orang hebat yang telah mendidikasikan paruh waktunya, disamping kewajiban untuk menimba ilmu dan segera lulus, tetapi mereka memilih mendidikasikan paruh waktunya untuk kamanusiaan, masa depan pendidikan anak indonesia.
terima kasih atas dedikasi kalian para pejuang kemerdekaan hak anak Indonesia!