Sabtu, 25 Februari 2017

BERSAMA MEREKA DI SWAYANAKA INDONESIA REGIONAL JEMBER

4:27:00 PM 0




Kota Jember merupakan kota Pendidikan di wilayah Tapal Kuda, letaknya berada wilayah timur di Pulau Jawa. Terletak di eks-karesidenan Besuki menjadikan kota ini sebagai  salah satu wilayah strategis  Jawa Timur bagian timur, dari berbagai penjuru kota singgah menimba ilmu di kota ini. tak luput juga dengan saya, berbatasan langsung dengan kota saya, membuat saya tak jauh untuk menimba ilmu dikota ini.

 Tahun 2012 silam saya berangkat ke kota ini untuk melanjutkan jenjang Sarajana Strata Satu. Di kota ini bertemu dengan banyak wajah, cerita, pengalaman, budaya dan karakter.  Dibalik kota yang berdiri  kokoh beberapa Universitas cukup ternama,  ternyata masih tersimpan kesenjangan sosial, kesehatan dan pendidikan. Beruntung, awal 2013 saya berjumpa dengan mereka yang peduli dengan anak-anak Indonesia khususnya Jember, kami berkolaborasi bersama untuk membentuk Swayanaka Jember,dan kita merupakan generasi ke 5 Regional dalam sejarah pendirian swayanaka. Swayanaka Indonesia sendiri sudah terbentuk sekitar tahun 1970’an. tidak terasa sudah hampir Tiga Tahun Bersama Swayanaka, masih bisa terus berkarya Mulai Ketua Pertama Kak Solik Dan Ketum Kedua Kak Emma.

Renang bareng di Rembangan PSDM project

Rakernas Di Swayanaka Jakarta

Sebelum mendemisonerkan raga, tentu banyak cerita yang membuat aku sampai saat ini belum bisa melupakan dan semoga itu tidak terlupakan. Tantangan yang dihadapi setiap kepungurusan cukup berbeda, waktu kepengurusan kak Solik dan merupakan awal pendirian swayanaka Jember, kita terbatas oleh kuantitas sumber daya manusianya. Dimana saat itu hanya terdiri dari beberapa orang dari dua Fakultas yakni fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. dengan ajakan seorang kakak kece bernama Fauzan  Awaris, saya berproses samapai semester akhir.  Di kala itu kurang lebih ada 15 Mahasiswa yang aktif mengurusi Swayanaka, bolak balik ke desa binaan setiap minggu, bahkan juga dengan kesibukan masing masing, kita memberikan bimbel dua minggu sekali.Tak terasa waktu terus berjalan, tentu swayanaka membutuhkan regenerasi di Jember. setelah itu kita melaukan oprec pertama kali dengan anggota yang cukup menjajikan waktu itu, kurang lebih dari 50 mahasiswa, tetapi masih dalam lintas fakultas dan masih belum, ada yang mendaftarkan diri dari universitas lainnya dan berjalan proses seleksi alam anggotapun masih cukup sedikit yang aktif.

Swayanaka Jember  2014/2015


Setelah selesai kepergurusan kak Solik, kini jabatan di amanahkan ke kaka Emma mahasiswa aktif  fakultas Kedokteran Universitas Jember, dari perjalanan ini banayak perbaikan yang terus dikembangkan. Dari pengotimalan divisi , pengoptimalan struktur dan sumberdaya manusia. Banyak inovasi tercipta di kepengurusan ini, dan kita mencoba bergerak cepat serta lambat laun meninggalkan binaan yang terletak di Tegal Besar, karena sudah mulai ada suasana membaik dibidang pendidikan dan kesehatan dibinaan itu.  di kepengurusan ini sudah  mejaring anggota lintas universitas karena kita waktu itu sudah ada yang mendaftar dan aktif di kepengurusan dari Universitas lain, seperti dari Akbid Kemenkes Malang Cabang Jember dan Kampus Tenaga Kesehatan di Antirogo. Dari berbagai kegiatan kita lewati, sekian proses yang kita lakukan penuh suka dan duka. Meski kita beda kesibukan, beda jadwal liburan tidak membuat kegiatan kita terganggu, karena kesepakatan untuk melakukan aksi kegiatan sudah dilakukan sebelumnya.
Seusai Pemilihan Ketua dan LPJ

Tunggu cerita selanjutnya di Kepengurusan selanjutnya...

Sabtu, 04 Februari 2017

KEINDAHAN DAN SEJARAH NUSANTARA BUMI PATRIA #3

12:49:00 AM 0
          Belum puas sampai disitu  aku diajak keliling kota Blitar, sama temenku. Masih tak luput dengan rutinitas kita yakni ngopi, kita singgah disudut kota dengan harga murah meriah dan menikmati senja di sudut kota Blitar. Kiranya kurang afdol kalau ke suatu kota belum main ke titik pusat kota tersebut, selanjutnya kita memutuskan ke alun-alun kota dengan cuaca yang gerimis kita menyusuri jalanan. Karena belum melaksanakan sholat magrib, kita memutuskan meneduh dan melakasanakan sholat di masjid Agung, setelah cukup lama memotret sudut Masjid Agung ini. dan mengelililingi sudut kota patria ini dengan hamparan alun-alun kota yang berhadapan dengan kantor Bupati, Walikota Blitar dan masjid Agung, tak selang beberapa lama kita balik kerumah temenku, karena masih ada titipan dari ibunya temenku.
Ruang Depan Masjid Agung Blitar

Sesampai dirumah mulai istirahat karena keesokan harinya ada rencana ke candi Panataran dan rumah bungkarno, tetapi dengan berat hati mengurungakan niat itu, karena keesokan harinya hujan seharian mengguyur Blitar. Sampailah pada hari terakhir aku di Blitar, malam minggu aku diajak kerumah temenku, dan paginya persiapan balik Kota Suwar Suwir.
Gong Perdamaian Di Komplek Makam Bung Karno

Pagi Jam 6.13 WIB, kita  pulang ke Jember disepanajng perjalanan saya disuguhi perbicangan temenku ala pemandu wisata. Ditunjukkan Kampung Coklat yang tak jauh dari desa temenku dan masih satu kecamatan dengan desanya. Setelah itu tak luput banyak cerita tentang bukit yang mirip Raja Ampat di Papua, cerita Desa di Lereng gunung kelud yang penuh mistis sampai Goa yang konon ada seekor macannya. Sesampainya di bendungan Waduk karangkates kita sempat berselfie ria disana. Kita lanjutkan perjalanan menuju jember dengan Sepeda Motor Honda Supra Mesin 1900an ini.

Teman Perjalanan Si Gresik 


sepanjang perjalanan saya mencoba menghitung berapa truk pasir yang beropersi tersbut kurang lebih 30an itu hari libur, apalagi hari aktif bisa dibayangkan. Sesampainya di Pronojiwo Lumajang kita menyempatkan diri membeli oleh-oleh  Salak dari kebun langsung,  untuk oleh-oleh camer dan temen-temen kebetulan aku tak langsung pulang ke Jember, karena masih singgah ke rumah camer dan ke resepsiannya temen. Sekitar pukul 4 sore kita sampai dikosan jawa 6, kita tepar sebentar karena setelah magrib masih ada agenda bantu-bantu dirumah temen juga. Perjalanan Jember-Blitar-Jember cukup mengesankan dan cukup menghilangkan penat di tahun 2016.
Kawasan Waduk Karang Kates (Malang-Blitar)

Karena masih banyak tempat wisata di Blitar yang belum tersinggahi, nantia anterkan aku ya Rul menyusuri kotamu Kembali.


Sampai Jumpa lagi di #catatanholidy selanjutnya,….

Jumat, 03 Februari 2017

KEINDAHAN DAN SEJARAH NUSANTARA BUMI PATRIA #2

12:29:00 AM 0
          Pagipun menyambut di tanggal 12 suasana Kota Blitar, dengan alarm hape dan alarm ala maknya temenku. Setelah itu berlanjut mengantarkan ponaan temenku ke sekolahTanpa rencana awal dengan muka yang masih kumus-kumus dan memakai celana pendek kita menyusuri kecamatan Kademangan, entah kemana aku di ajak masuk ke suatu gang oleh temenku. akhirnya sampai di perbukitan yang baru di gali, Sepertinya sudah menjadi tempat wisata alternatif yaitu Bukit Bunda dengan keindahan bukit ini disulap menjadi tempat wisata. Dari bukit cadas di desain sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian dan menjadi instragamable gitu.
 Meja Santai Love "Bukit Bunda"


Petunjuk Arah Kota Di "Bukit Bunda"

 Tidak berhenti di situ berlanjut aku di bawah kearah kanan oleh temenku, ternyata aku mau diajak kerumah mbahnya temenku itu, ehh Ternyata di bawa ke lokasi yang cukup bersejarah bagi Desa temenku ini. Karena ini merupakan sebuah candi yang sudah menjadi reruntuhan yang konon adalah persemayaman abu jenazah Raden Wijaya, namanya Candi Simping yang bangunan tinggal lantai candid dan reruntuhan saja. Sempat ngorol cukup lama dengan penjaga lokasi ini. Sungguh kagum ketika melihat relief yang cukup indah di setiap reruntuhan tersebut. tak begitu luas area candi ini tetapi cukup puas berkunjung ke candi ini. Melengkapi sejarah nusantara yang menandakan kejayaan dimasa lampau.

 sebenarnya masih ada lagi yang ingin  disinggahi yaitu Candi Panataran, tetapi dengan keadaan cuaca yang tidak memungkinkan akhirnya hari jum’at 13 januari 2017 setelah sholat jum’at kita mengunjungi beberapa ikon kota patria.
 kawasan Candi Simping 

            Kita melanjutkan mengunjungi makam sang Proklamator (Bung Karno) di daerah kota. karena kota dibagi menjadi 2 bagian, yakni kota Blitar dan kabupaten Blitar. Di makam bung karno kita pertama  masuk diberikan karcis parkir sebesar 2000. Setelah itu kita masuk ke museum dan perpustakaannya, berhubung jam kerja sudah akan berakhir, Saya Cuma mendapatkan beberapa gambar, salah satunya gambar yang menunjukkan kalau bung Karno selalu pamit kepada sang ibu, setiap mau kemanapun. Karena museum dibatasi waktu  jam kerja, akhirnya kami mengelilingi komplek pemakaman. Menikmati es strup yang cukup lendaris di Daerah Blitar hanya dengan merogok kocek 2000 kita sudah bisa menikamtinya dan befoto ria di depan gong perdamaian. Tak afdol rasanya sudah sampai di Blitar tidak melakuakan tawasul di makam sang proklamator ini, Kita masuk dengan tiket 2000 rupiah. Jarum Jam menunjukkan sekitar  jam 5,  kita melakasanakan do’a bersama di makam bung Karno dan pengambilan gambar dibantu fotografer pemakaman,terima kasih pak.
Komplek Pemakaman Bung Karno

Perjalanan ini masih berlanjut, tetapi karena mendung sehari penuh apa yang akan lakukan dengan perjalanan kita selanjutnya..
tunggu ceritanya selanjutnya..
ستتا  خلدي