Kamis, 13 Desember 2018

Menghargai Proses Bersama Swayanaka Jember I

4:24:00 PM 0
Pengurus Swayanaka Indonesia 
Regional Jember Periode 2016-2017

Bertahun-tahun menemani Swayanaka Regional Jember dengan suka dan dukanya membuat saya ketagihan bergerak dan ikut urun tangan mengentaskan permasalahan anak Indonesia dari kota tempat saya menimba ilmu. Senyuman tulus malaikat kecil dan ekspresi mereka membuat kita ingin terus menemuinya, terkadang disaat seperti sekarang masih sering merindukan mereka. pada awal 2016, saya diberikan amanah dan tanggung jawab untuk menahkodai kapal besar ini, yang bernama Swayanaka. Banyak kisah suka dan duka bersama Swayanaka 1 tahun terakhir sebelum menjadikan diri demesioner raga. Saya dan Tim terus mengembangkan swayanaka yang telah di bangun sejak 2013 tersebut.

[ Baca Juga : Bersama Mereka di Swayanaka Indonesia  ]
Saya merasa sangat beruntung memiliki tim kerja yang sangat responsive dan aktif. Bejuta-juta terima kasih saya ucapkan pada mereka para Pejuang Hak Anak Indonesia. sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka, Izinkan saya mengukir nama mereka masing-masing didinding rumah maya saya ini. untuk tetap berkobar semangat dalam  merawat, memperjuangkan, dan mencerdaskan anak bangsa dimanapun mereka berada (nantinya).


Badan Pengurus Harian Swayanaka Indonesia
Regional Jember 2016-2017

Didalam berorganisasi juga perlu beberapa orang sebagai tonggak utama sebelum pembentukan divisi yakni Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Dimanapun organisasi, komunitas, kumpulan mungkin perlu itu dan kali ini saya akan mengenalkan mereka yang tetap menghibahkan waktunya untuk memperjuangakan Hak Anak Indonesia dibagian wilayah Jember. Inilah jajaran Tim Swayanaka periode 2016, dan mereka yang sampai titik terakhir masih bertahan dan terus berkarya bersama dalam menghadapi suka duka berorganisasi. mereka yang berproses dan terus berproses akan merasakan proses itu. berikut adalah nama-nama yang berjuang bersama kami sampai akhir kepengurusan di tahun-tahun tersebut;

Wakil Ketua

Ahmad Aldi Fauzi

Dia merupakan wakil ketua swayanaka periode saya, serta seorang sahabat yang multitasking. Dia salah satu sahabat di koerawa yang di tuakan oleh sahabat yang lainnya, dia pemuda asli Kalibaru,Banyuwangi dan Pembina “RECIDA (Remaja Cinta Desa)”. saat di swayanaka dia bertugas mengontrol didalam organisasi, sementara saya betugas mengontrol dari eksternal, kita membagi tugas sendiri saling mengisi satu sama lainnya. kita pernah satu kontrakan sewaktu masih kuliah semester akhir, dengan banyak cerita saat kita berorganisasi bersama, bersaudara bersama dalam “koerawa” serta menjadi tim netralisatas di kampus. Sehingga, cukup banyak yang aku ketahui tentangnya dan banyak diskusi yang kadang membuat kita bersitegang. etapi, mencair ketika kita sruput kopi di warung depan kontrakan. Kalau masalah percintaan, insyallah dalam waktu dekat dia akan segera menikah dengan wanita yang dia temani saat di bangku SMA, do’akan saja disegerakan  biar segera insyaf.. kan iya mo  ?

Sekretaris

Aisatul Haidariyah

Seorang santriwati yang menjadi sekretaris di kepengurusanku. Sangat energik dalam berkegiatan dan jadwalnya padat selain kesibukannya kuliah dan organisasi, ia juga aktif merintis les privat yang dicita-citakan menjadi LBB berkelas nantinya. Saat ini ia sangat sibuk nomaden dari kota satu ke kota satunya, dengan kesibukan LBB yang ia tekuni sedari menjadi Mahasiswa itu. nah dalam urusan administratif sangat cag-ceg. Tanpa saya memberikan contoh dia langsung gaspoll dan mau belajar. Selamat ya Ais semoga Tahun Depan Sudah selesai mbolang sendiriannya…

Bendahara Umum

Alifa Juliana


Swayanaka Jember
Perempuan asal Probolinggo ini merupakan sarjana pendidikan fisika . Bendahara Umum yang bertahan sepanjang pengurusan, kalau masalah duit sangat rijik dan detail banget. Apalagi, soal sisa dari uang anggaran yang masih ada di setiap individu dia sangat crewet. Tapi, dengan crewet, pelitnya serta detailnya dia menangani masalah keuangan organisasi, organisasi bisa tetap survive dan lancar dalam berkegiatan. tak ayal, mantan bendahara ini, sekarang menjadi karyawan salah satu bank di Surabaya. Terima kasih bendahara umum yang selalu mengingatkan sisa anggaran kegiatan kepada kami. Sisa anggaran di saya sudah lunas ya buk hahaha

Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dari Kiri ( Malik, Nisrina, Habibah, Syari, Andri)

Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia, ini merupakan divisi yang berperan penuh kepada pengkaderan dan pengeratan dalam jajaran organ diswayanaka, yang sering di istilahkan sebagai bapak dan ibu Swayanaka Jember. dari jajaran ini akan saya perkenalkan beberapa yang menjadi pemeran penuh dibalik suksesi kaderisasi di Swayanaka Jember.

Malik Naharul

Mosok lik ?

Nah , ini adalah Malik Naharul yang berperan penuh dalam pimpinan sebagai Kepala divisi PSDM Swayanaka regional Jember. Mahasiswa Fisip Universitas Jember jurusan Sosiologi ini, berasal dari Kota Blitar dan selama ini aktif di kegiatan olahraga sepak bola dan futsal selain kegiatannya sebagai kepala divisi PSDM. Mahkluk satu ini sangat absurd, dan sering membuat bingung anggotanya dalam bertindak. Ucapannya yang khas “ mosok”, mosok adalah kata ecean dia jika ada yang berpendapat. Dia adalah punggawa di divisi PSDM dan menjadi bapak bagi anggota swayanaka yang lainnya. dan pada akhirnya dia  menemukan ibu Negara di kapal besar ini, semoga mereka berjumpa untuk selamannya. Tak dunga’no lik, ndang budal neng Jeporo, arek arek Kurowo wis podo siap budal neng kono.

Nisrina

Nisrina ini merupakan anggota dari divisi PSDM, Gadis yang akrab disapa Irin ini merupakan mahasiswa Poltekes kemenkes Malang Di Jember, gadis penggemar eskrim ini,  merupakan mahasiswa satu-satunya yang berasal dari kemenkes malang yang bertahan sampai akhir dalam kepengurusan. Dia berasal dari kota Jember dan aktif berorganisasi sejak menempuh sekolah menegah Atas Di Madrasah Aliyah Negeri Jember yang terkenal karena sebuah pengungkapan bersejarah disekolahnya, membuat dia terus aktif berorganisasi. kesibukannya saat ini menempuh semester akhir sebagai calon Bidan professional.

Syarifatul Laili

Syarifatul laili, perempuan Jepara yang cukup mirip kisahnya dengan kartini, karena setiap berkegiatan sangat energik dan cukup feminis kalau saya liat. Dia sering disebut ibu dari swayanaka Jember kala itu, karena ke ibuannya dan ketelatennannya mengingatkan anggota yang menjadi tugasnya di PSDM membuat dia harus bekerja ektra membuat anggota terus rekat dengan banyak inovasi program yang dituangkan bersama di divisi PSDM. Syar, ojok lali lek wesan kakang prabu rawuh neng jeporo di sambut yo sar, eh koyok’e wes mari tekan kono. Semoga kalian jadi keluarga yaaa.

Habibah Z

Habibah , panggilan akrabnya bibah merupakan anggota dari divisi PSDM yang paling kritis jika ada kejadian internal yang tidak bagus, mahasiswa asal Jember Barat yang sampai saat inipun janji saya berkunjung tak kunjung sampai. Mahasiswa jurusan pendidikan fisika ini merupakan mahasiswa yang cukup aktif dalam selama kuliah dan di pengurusan saya ia mengikuti sampai akhir, kesibukan saat ini menjadi salah satu guru di daerah Tanggul. Lama tak ada kabar, semoga ada kabar baik ya bib yang datang ke Meja kerja saya ditahun depan, oiya kang jibur iniloh masih kosong hahaha

Moh. Andri F

Panggilan akrabnya andri atau landro, dia merupakan mahasiswa angkatan saya dan saya menyeret ke swayanaka waktu awal sawayanaka di dirikan, berawal dari penelitiannya tentang swayanaka regional Jember, lambat laun ia mengikuti kegiatannya swayanaka. Mahasiswa ini adalah pasukan dari kurowo “pasukan berani mati, takut lapar”. Sahabat yang baik ini sering memberikan saya utangan ketika saya susah diperantauan. Beberapa kali saya meminjam kalau tidak salah sampai saaat ini masih ada sisa ke dia. selain aktif berorganisasi ia juga aktif dalam bisnis online (dulu) sewaktu masih bersama sang mantan. Mahasiswa ini merupakan salahsatu sahabat kurowo yang dari Genteng, kalau saya ke Banyuwangi pasti ia jemput saya, bahkan suatu hari pernah mengantarkan saya ke daerah songgon, sahabat sangat baik bagi saya. Saat ini ia sibuk menjadi Bos dan NgGojek di sekitar Genteng, lagi mencari tambatan hati kembali, karena kegagalan ditinggal rabi. Sabaro yo ndri, sisa utangku engko yoo…

Fahmi N.H

Panggilan akrabnya Parmai, pria asal Ajung Jember yang memiliki berhektar tanah yang sering telat hadir ketika ada kegiatan. Dia merupakan sahabat baik saya juga di Kurowo, meskipun kadang sering ngilang saat dipengurusan saya. Sewaktu menjabat di pengurusan saya, ia juga aktif di organisasi yang lain serta kesibukannya menjadi surveyor professional. Dia merupakan penyelamat kami "kurowo" disaat uang kita menipis di perantauan dengan penawaran berangkat survei ke luar kota. pernah kita bareng survei ke Kota Batu Malang, waktu itu Edi rumpoko masih belum menjadi tersangka. Selain sibuk dengan organisasi, survei dan olahraga ia juga aktif bertani. Ia pengurus yang paling tinggi tubuhnya dan di kurowo juga sepertinya. Bagi saya dia banyak berperan penuh di ekternal kepengurusan meskipun posisinya di PSDM. Saat ini ia sibuk mengurusi sawahnya yang hektaran bertani sereh. Ojok lali skripsi yukk men..

        Divisi yang lain mana? kok cuma divisi PSDM yang ada, ditunggu ya di up date selanjutnya, masih ada divisi Kesehatan, divisi Pendidikan, divisi DANUS dan divisi HUMAS.. ditunggu ya....
Selamat Baraktifitas 

Rabu, 05 Desember 2018

Gagal sarjana , Sarjana Gagal, atau Pengangguran Bergelar

9:19:00 PM 2

Disalahsatu sudut kampus terdapat perkumpulan anak muda yang sedang menunggu Dosen Pembimbing, mereka duduknya cukup jauh dari ruang tunggu dosen depan Kantor Jurusan, bukan tanpa alasan meraka duduknya cukup jauh, mereka merasa aman jika duduk dikejauhan karena kursi ruang tunggu di depan Kajur Sudah dipenuhi adek-adek mereka dan setidaknya mereka tidak ketahuanlah kalau mereka semester tua, Alias mahasiswa abadi. Dikursi itu mereka mendiskusikan semester yang sudah berada ujung tanduk dan tuntutan untuk segera menyelesaikan tanggung jawab yang membuat mereka galau. Terkadang diantara mereka juga tertawa lepas, ketika berkumpul karena menertawakan diri mereka masing-masing dan bahkan diantara mereka menertawakan masa lalu yang cukup pesimis untuk lulus, tetapi malah lulus duluan. kalau aku gambarkan perbincangan mereka kurang lebih seperti ini. Simak baik-baik mungkin diantara kalian pernah merasakan hal yang sama.

Arip : Hallo kek, ngapain kalian disini? (Tanya Arip)
Mereka : yo ngenteni Dosenlah (nunggu Dosenlah). Kon lapo rene, mak cek Tumbennya ( timpal Su’udi dengan logat jemberannya)
Arip : aku yo Golek dosen pisan, jaluk tanda tangan Bendel skripsi iki.
Adit : mak megaya kon, wes mari kabeh tah, arep nang ndi kon ( kok gaya kamu, memang sudah selesai semua, mau keman kamu).
Su’udi ; Iyo arep nang ndi arek iki, jhare dulur kok ra bareng luluse (iya mau kemana nak ini, katanya saudara tapi lulusnya kok duluan) timpal  Su’udi.
Arip ; Mboh pisan rek, koyok’e marine aku iki lulus yo golek kerjo ngunu rek, ngebbe’I antrian penggangguran bergelar. (gak tahu juga ya bro, paling ya cari kerja gitu, memperpanjang antrian pengangguran bertitel sarjana). Hehehe
Adit dan Su’udi ; hahahahhahahahahahahhaa (mereka tertawa lepas dengan jawabn Arip, padahal mereka berdua juga belum lulus, jangankan lulus BAB 4 saja sudah hampir satu semester mereka lewati).
Arip ; Ojok nguyu, engko lek di takoni kalian jawabe ngunu pisan.( jangan ketawa nanti kalau ditanya jawabnya kalian juga begitu.

Stsssssssssssssssstttttttttttt ( Tiba-tiba Mata mereka tertuju pada Mahasiswi adek angkatan, lalu adik tingkat itu tanya)

Mirna ; Assalamu'alaikum mas-mas, ngapain mas- mas ini masih disini, bukan seharusnya sudah lulus ya?
Arip :  Mampus Kalian (Bisik dalam Hati Arip).
Adit :  Kalau Masalah Lulus urusan belakang dek, yang penting itu pekerjaan. Biar tidak bingung setelah lulus, kamu sudah mau lulus juga ternyata.
Mirna ; Iya dong, emang mas-mas ini. pada males ngerjakan skripsi.
Adit ; Jangan salah dek, mas sekarang pengusaha. Ijazah itu nomer sekian tetapi ilmunya yang mas perlukan. Tetapi untuk melengkapi administrasikan harus punya ijazah baru dikatakan sarjana. Sebenarnya kalau diluar negeri aku ini sudah sarjanaloh. Mau nikahin kamu sekarang, mas itu mampuloh dek. Hahahaha
Mirna ; Gak ah, meskipun pengusaha tapi bukan sarjana. Kan ortuku pengen menantu minimal sarjana  strata 2. (sambil melenggokan kepalanya, beri isyarat sombong).
Adit : Meskipun sarjana Strata 2 tapi  tak tahu sama lingkungan dan tetangganya apa gunanya dek, kan iya Di (meyakinkan dengan melibatkan Su’udi dalam perbincangan mereka).
Su’udi ; Iya betul itu dek. Kalau aku sih dek sudah lulus secara keilmuan, Cuma secara administrasi aku belum lulus. (Dengan nada membenarkan dan membela harga diri mahasiswa tua)
Mirna : Kok begitu mas.?
Su’udi ; Iya dek, aku sudah bisa memberdayakan masyarakat sekitarku dengan cara pembuatan kripik yang aku kemas dan menjadi merk serta oleh-oleh khas dari Desaku. Aku sudah membuat Tempat belajar buat anak-anak kurang mampu dilingkunganku. Dan membantu memajukan desa sebelah dengan pembinaan pariwisatanya. Lah kalau aku kuliahnya diluar negeri mungkin aku diluluskan administrasi juga dek. Seperti yang baru-baru ini terjadi pada Bayu Skak, yang lulus karena karya  membuat film bukan hasil depan kursi dan debat teori tetek bengik itu. Aku punya prinsip dek, mending aku tidak menjadi sarjana daripada aku menajdi sarjana yang gagal. Gagal mencerdaskan sesamaku di Desa, gagal menjadikan lingkunganku sejahtera dan gagal dalam menjadi role model di Desaku dek. Tapi, aku saranin ya, kamu jangan niru kita, cepetan lulus kamu, UKTmu mahalkan? Hahaha (dengan Sombongnnya dia membeberkan prestasi non-akademiknya, padahal sudah semeter tua)
Arip ; iyo dek, pokok’e ojok niru mereka berdua dek.  Mereka mahasiwa tua yang Gendeng dek. Hehehe
Mirna ; owalah begitu ya mas, iyo mas UKTku larang yoo. Yo wes ndang lulus mas. Selak diputus mbek pacare lan selak ditinggal Rabi mbek calone. Lah iyo mas, kabare mas Tiyo itu gimana mas, soale ditanya Pak Nuha terus yo mas, kan satu bimbingan karo aku mas.?
Arip ; sopo dek, Tiyo koncoku iku {iyo koncone samean “sahut mirna}. Tiyo itu sudah bilang berhenti dek, kan anaknya sudah besar, lagian sekarang dia sudah memiliki usaha ternak lele, rental PS dan Jual ikan segar di pasar kota Sigrea. Ya dia juga bilang kalau dia gagal sarjana tapi sakti mandraguna dalam mencari uang kata dia.
Mirna ; lah lek mbak Yuni iku mas?
Adit ; Aku yang jawab ya dek, kalau Yuni itukan sudah lulus pas semester delapan.
Mirna ; Mosok mas? Dia dikelas pasif gitu, Cuma nunut ae, ya iyo ngunu perasaane aku delok wonge.
Adit ; Iyo iku dek, yo mungkin wes rejekine dan kerja kerasnya beda, tapi dia jaringannya kan terbatas. Organisasi ya tidak ikut, kampus kosan kampus warung paling itu rutinitasnya Cuma dek, wajarlah dia lulus duluan dan nilai memuaskan.  Tapi entah ijazahnya jadi apa, kabar kemarin dia masih nganggur sudah tiga tahun. Sampai nangis kata sahabatnya minta dicarikan pekerjaan, karena malu katanya.
Mirna ;  lek sing sahabate samena iku mas Arip, mas Angga iku, ndi saiki mas?
Arip : Angga iku, wes meh mari dek, tapi kemarin itu dia diputus sama pacarnya gara-gara dia gak lulus-lulus dan pacarnya dapet kenalan lagi temen Kerjanya. Dia kemarin cerita kalau dia diputus saat H-3 wisuda mantanya itu. dia udah beli hadiah dan udah nemenin mantannya penelitian sampai dia melupakan punya dia sendiri bahkan dia rela bantuin masuk kelas ngajar objek penelitian dan nganterin untuk keperluan penelitian mantannya itu. dan dia juga cerita katanya orangtuanya gak suka sama keturunan Madura, Anngga kan ada keturunan Maduranya dek. Ya Tiga tahun lebih dia dimanfaatin sama mantannya itu. kasian sama dia aku dek. Ealah malah curhatin Angga!
Mirna : yah kasian ya mas, padahal mas angga itu gak macem-macem ya orangnya. Ya udah mas, dosen pembibingku wes teko iku mas. Makasih ya mas-mas keren… Semangat yaa.. mas-mas
Arip, Adit dan Su,udi : Oke dek, sama-sama.
Su’udi : ayo muleh wes, koyo’e Dosene gak kiro teko iki.
         Tadi itu gambaran obrolan mereka para penghuni kampus terakhir, disemeseter yang sudah berada diujung tanduk mereka selalu mencari pembenaran. Tetapi dalam diri mereka selalu memiliki prinsip yang harus mereka perjuangkan. Seperti contoh Tiyo teman mereka yang sadar kalau Gagal sarjana tetapi sakti mandraguna mencari uang. Ada juga yang takut menjadi sarjana gagal,  dengan prinsipnya memiliki karya sebelum menjadi seorang sarjana dan memilih menjadi relawan di banyak tempat. Ada juga Yuni yang lulus lebih awal, tetapi sampai 3 tahun belum memiliki pekerjaan sehingga menjadi penggangguran bergelar. ijazah itu membuktikan bahwa dia pernah kuliah, tetapi belum tentu dia pernah berfikir. Ada juga Angga yang ditinggal karena tidak lulus-lulus karena membela kelulusan pacarnya, perbedaan suku dan kasta keluarga. Dan ada juga yang berprinsip menjadi pengusaha sukses dulu baru lulus agar tidak bingung mencari pekerjaan tetapi menciptkan pekerjaan.

Ijazah itu bukti bahwa dia pernah kuliah, tetapi belum tentu dia pernah berfikir

       Mungkin itu sebuah gambaran mahasiswa semester akhir yang terjadi di jaman sekarang, atau peranah terjadi dizaman lampau tetapi beda cerita. Mereka memiliki prinsip sendir-sendiri dalam berjuang menjadi sarjana. Tetapi jangan sampai gagal sarjana, serjana gagal bahkan menjadi pengangguran bergelar. Tidak usah gengsi dengan gelarmu untuk melakukan semua pekerjaan, dan jangan jadi sarjana gagal karena akan membebeni belanja Negara.  Aku Do’akan semua mahasiswa yang berada diujung tanduk agar segera selesai semuanya dan segera rampung segala beban skripsinya. Menunda skripsi sama dengan menunda resepsi hahaha. Mohon do’anya juga ya rek.. Btw aku juga belum lulus nih.