Jumat, 03 Februari 2017

KEINDAHAN DAN SEJARAH NUSANTARA BUMI PATRIA #2

          Pagipun menyambut di tanggal 12 suasana Kota Blitar, dengan alarm hape dan alarm ala maknya temenku. Setelah itu berlanjut mengantarkan ponaan temenku ke sekolahTanpa rencana awal dengan muka yang masih kumus-kumus dan memakai celana pendek kita menyusuri kecamatan Kademangan, entah kemana aku di ajak masuk ke suatu gang oleh temenku. akhirnya sampai di perbukitan yang baru di gali, Sepertinya sudah menjadi tempat wisata alternatif yaitu Bukit Bunda dengan keindahan bukit ini disulap menjadi tempat wisata. Dari bukit cadas di desain sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian dan menjadi instragamable gitu.
 Meja Santai Love "Bukit Bunda"


Petunjuk Arah Kota Di "Bukit Bunda"

 Tidak berhenti di situ berlanjut aku di bawah kearah kanan oleh temenku, ternyata aku mau diajak kerumah mbahnya temenku itu, ehh Ternyata di bawa ke lokasi yang cukup bersejarah bagi Desa temenku ini. Karena ini merupakan sebuah candi yang sudah menjadi reruntuhan yang konon adalah persemayaman abu jenazah Raden Wijaya, namanya Candi Simping yang bangunan tinggal lantai candid dan reruntuhan saja. Sempat ngorol cukup lama dengan penjaga lokasi ini. Sungguh kagum ketika melihat relief yang cukup indah di setiap reruntuhan tersebut. tak begitu luas area candi ini tetapi cukup puas berkunjung ke candi ini. Melengkapi sejarah nusantara yang menandakan kejayaan dimasa lampau.

 sebenarnya masih ada lagi yang ingin  disinggahi yaitu Candi Panataran, tetapi dengan keadaan cuaca yang tidak memungkinkan akhirnya hari jum’at 13 januari 2017 setelah sholat jum’at kita mengunjungi beberapa ikon kota patria.
 kawasan Candi Simping 

            Kita melanjutkan mengunjungi makam sang Proklamator (Bung Karno) di daerah kota. karena kota dibagi menjadi 2 bagian, yakni kota Blitar dan kabupaten Blitar. Di makam bung karno kita pertama  masuk diberikan karcis parkir sebesar 2000. Setelah itu kita masuk ke museum dan perpustakaannya, berhubung jam kerja sudah akan berakhir, Saya Cuma mendapatkan beberapa gambar, salah satunya gambar yang menunjukkan kalau bung Karno selalu pamit kepada sang ibu, setiap mau kemanapun. Karena museum dibatasi waktu  jam kerja, akhirnya kami mengelilingi komplek pemakaman. Menikmati es strup yang cukup lendaris di Daerah Blitar hanya dengan merogok kocek 2000 kita sudah bisa menikamtinya dan befoto ria di depan gong perdamaian. Tak afdol rasanya sudah sampai di Blitar tidak melakuakan tawasul di makam sang proklamator ini, Kita masuk dengan tiket 2000 rupiah. Jarum Jam menunjukkan sekitar  jam 5,  kita melakasanakan do’a bersama di makam bung Karno dan pengambilan gambar dibantu fotografer pemakaman,terima kasih pak.
Komplek Pemakaman Bung Karno

Perjalanan ini masih berlanjut, tetapi karena mendung sehari penuh apa yang akan lakukan dengan perjalanan kita selanjutnya..
tunggu ceritanya selanjutnya..
ستتا  Ø®Ù„دي 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: