Sabtu, 14 April 2018

PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI


PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI


PEREMPUAN BERPAYUNG PELANGI
Garis tak selalu sejajar, ketika makhluk Tuhan sampaikan.
Bahkan bumi dan langitpun ia jauhkan,  agar ia belajar tentang kehidupan.
Begitupun pria bertuhan saat menyampaikan, kepadamu perempuan berpayung pelangi.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah menangis karena Tuhan mendidikmu
Saat makhluk Tuhan  dari jenis sebangsamu menyampaikan kisahnya.
Karena, takkan pernah berhenti menangis  sampai kisah itu berakhir.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Jangan pernah berjanji bertuhan, ketika kau masih dalam pelukan kisah itu.
Karena, janji bertuhan seakan tak jelas bersamamu sampai kau menemukan hakikatnya.
Janji dalam pelukan kisah pilu itu mengajarkan bahwa, Tuhan masih bersama pemilik kisah itu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi,
Seakan tiada henti kau mencoba untuk menghiasi bumi dan langit dengan payungmu
Meskipun bumi seakan hancur melihat langit memeluk warna itu.
Kau abadikan Tuhan dalam kisah payungmu, seakan  warna itu menjadi penghias dalam diri makluk Tuhan yang lain.
Akan tetapi, pemilik kisah itu masih dalam didikan Tuhan yang tetap di peluk bumi yang hancur karena warna payungmu.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Malam itu, Tuhan mendidik langsung pemilik kisah yang pernah menjadi warna payungmu.
Tapi, sayang warna itu tak muncul karena di tutupi gelapnya malam.
Hanya cahaya bintang yang menjadi perantara dialog pemilik kisah dengan Tuhannya.
Ia tak memikirkan warna itu kembali, karena Tuhan mendidik pemilik kisah itu.
Pemilik kisah itu dididik dengan mengenalkan Ibrahim dan Musa agar dieja di waktu subuhnya.
Untukmu perempuan berpayung pelangi
Pemilik kisah itu telah berdamai dengan bulan perjuangan, yang kau sebut rembulan di hari rabu.
Bulan perjuangan itu menjadi saksi kekejamanmu dengan dalih bertuhan.
Pemilik kisah itupun menyadari, bumipun tak akan bisa memeluk warna pelangi itu, kecuali langit yang bisa memeluknya.
Untukmu Perempuan berpayung pelangi
Saatnya kau berdamai dengan mimpimu dalam pelukan langit yang kau pancarkan dari warna payungmu.
Pelukan yang kau nisbahkan sebagai kesempurnaan yang di semogakan.
Kesempurnaan yang kau libatkan Tuhan dalam janjimu.
Selamat pagi, perempuan berpayung pelangi.
Semoga selamat dengan janjimu, selamat jalan dengan hantaran curhat Subuh pemilik kisah.
                                                                                               
Jember, 13 April 2018

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: