Kamis, 20 Februari 2020

SARJANA TUA : Almamater Tercecer Di Ruang Busuk


Wisuda Unej 2020 edit By Canva

Menjadi sarjana dambaan anak-anak desa yang ingin merubah jalan hidupnya lebih baik (katanya), begitupun saya sebagai anak desa yang ingin merubah mindset , perilaku bahkan ekonomi keluarga di masa yang akan datang. Meskipun dulu keinginan menjadi Tentara Nasional Indonesia dengan prestise yang didambakan oleh anak-anak desa dimasa itu,  menginginkan punya tambang dan penguasaan lahan seperti Jendral-jendral di Ibukota sana. Beruntungnya, meskipun tidak menjadi TNI akan tetapi saya memiliki harapan besar menjadi seorang sarjana Sosial lebih tepatnya Sosiolog bidang lingkungan dan bencana, meskipun perjalanan berliku selama perjalanan yang saya lalui selama ini di dunia akademisi.

Tepat pada tanggal 26 Januari 2020, saya dinyatakan lulus dengan wisuda pertama sampai saat ini.  perjalanan berdarah-darah menuju wisuda menjadi kenangan tersendiri selama menempuh strata satu di kampus, dengan lama studi 7 Tahun 3 Bulan 28 hari hampir dua periode penuh menemani rektor saya. Perjalanan ini memang sangat melelahkan tapi menjadi kenangan indah yang mungkin tidak terulang dalam catur kehidupan saya. Almamater yang saya rasakan lusuh saat wisuda menjadi bukti bahwa telah lama tercecer diruang busuk perpolitikan kampus, yang membuat saya merasa bahwa ilmu yang didapat dibangku kuliah itu hanya 30 persen, sisanya mendapatkan di sudut-sudut ruang hampa kehidupan luar kampus dan entitas yang penuh makna di segala  pelosok-pelosok bersamai mereka yang katanya tidak berpendidikan.

Ruang-ruang dikampus mungkin sangatlah menjunjung tinggi akademik dan sering dibilang kalau setiap akademisi itu agent perubahan, nyatanya tidak begitu juga. Kegelisahan yang saya rasakan ketika berada di dalam kampus dan dipisah jarak antara mereka yang butuh akan pendidikan, dibatasi pagar betis akademik dan menjadi kesombongan diri ketika baru menjadi mahasiswa membuat saya menyebutnya ruang busuk yang penuh dengan kehampaan. Seiring berjalannya waktu, saya juga belajar pada masyarakat yang katanya tidak berpendidikan menjadikan almamater itu  tercecer diruang busuk hingga lama.

"Terima Kasih Ruang Entitas, Menjadikan Lebih Bijak Dalam Berpijak" 
Tapi, saya tidak akan terlalu mengutuk ruang-ruang itu, sedikit banyak juga membuat perubahan di hidup saya salah satunya membuat tulisan ini. tetapi saya juga tidak melupakan ucapan terima kasih ruang-ruang entitas yang telah menjadikan lebih bijak dalam berpijak. terima kasih para manusia-manusia yang telah peduli dengan kehidupan manusia lainnya, sehingga membuatku berkaca kepada anda, bahwa bukan hanya gelar yang menjadi kebanggaan akan tetapi kebermanfaatan terhadap manusia lainnya yang menjadi catatan dihadapan pemilik semesta. Selamat di wisuda dan sampai jumpa kehidupan yang penuh ketidakpastian di masa akan datang. Semoga engkau menjalani dengan kemerdekaan!
"Baca Juga; Sarjana Gagal, Gagal Sarjana, atau Pengangguran Bergelar"
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: