Minggu, 01 Maret 2020

Berjumpa Pemilik Hati Samudra, Mbah MH Ainun Najib ( Cak Nun)



Foto Bersama Mbah Nun 

Alhamdulillah, itulah ucapan yang kerap disampaikan ketika merasakan kebahagian sebagai rasa syukur, atas nikmat Allah SWT yang telah melimpahkan segala bentuk nikmatNYA. Begitupun saya, kemarin ketika berjumpa dengan salah satu Tokoh Panutan yang selalu mengingatkan anak cucunya ini dengan senyuman, pelukan , bahkan guyonan. Bangsa ini sangat beruntung memiliki manusia seperti beliau yang setiap hari sibuk dengan tangisan anak cucu bangsanya. Setiap hari pindah lokasi, kadang di Jawa kadang diluar Jawa juga bahkan jadwalnya hampir penuh setiap bulannya, tetapi Yogyakarta menjadi pilihan beliau untuk menjadi lokasi perenungan mbah bersama anak cucunya. Tepatnya di kota Sleman, beliau bersama uti kami dan dulur-dulur kiaikanjeng selalu bersamanya.
                Saya bersyukur dapat berjumpa dengan keadaan beliau sehat wal afiat, mengingat salah satu nadzar saya menjumpai atau sowan para tokoh-tokoh bangsa, terutama Tokoh Nahdlatul Ulama setelah dinyatakan lulus dari kuliah yang cukup panjang ini. Alhamduillah, kemarin dapat berjumpa Mbah Nun dalam pelaksanaan  Festival Sains dan Budaya 2020  di komplek Kharisma Bangsa School tempat digelarnya acara Kompetisi tahunan bergengsi yakni Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia ( OSEBI). Berjumpa mbah Nun merupakan ketidak sengajaan yang harus disengaja untuk berjumpa dengan beliau,  sebagaimana disetiap maiyah acara sinau bareng biasanya bersalaman dengan beliau adalah moment sangat sulit, karena pengawalan ketat dari panitia.
Berjumpa langsung dengan beliau merupakan suatu moment yang tidak bisa dilupakan dan harapan semua sedulur maiyah disegala penjuru dunia, begitu juga saya yang masih amatiran jadi jamaah maiyahan menjadi moment spesial banget dalam perjalanan kelana selama di Jakarta. Kemarin penuh drama untuk ketemu beliau, karena tidak disengaja bahkan seperti mimpi ketemu beliau. Jadi, kemarin hari Ahad 23 Januari 2020, sekitar jam sebelas siang nyonya saya dihubungi kakak kelasnya yang kebetulan guru di Kharisma Bangsa School (KBS), dia bilang kalau acara itu dihadiri oleh Mbah Nun, tetapi temen nyonya biasa saja. Mendengar itu sayapun segera mandi, bersih diri dan tibalah sekitar jam 12 an saya berangkat ke lokasi acara FSB 2020 tersebut. Tanpa diduga, ada kabar  hampir sampai lokasi, kakak kelasnya nyonya bilang kalau acara udah hampir kelar, jadi agak lemes tubuh ini tetapi saya masih berusaha kesana, bagaimanpun yang penting bisa ketemu mbah Nun dan salaman dengan beliau. Syukur Alhamdulillah, acara sedikit diperpanjang dan masih menyempatkan diri melihat  persembahan medali Emas Bagi para pemenang FSB 2020. Mbah Nun menyampaikan orasi penutupan FSB 2020 tersebut, dengan banyak wejangan yang diberikan kepada adek-adek hebat dari seluruh Indonesia ini, yang nantinya mewakili Indonesia di olimpiade Internasional.
Foto Booth FSN 2020 

                Tidak hanya sampai disana, selepas acara saya coba lihat mbah Nun turun panggung dari sebelah mana. Beliau turun dari sebelah kiri panggung, saya pun menuju pintu keluar acara, ternyata beliau tidak lewat jalan itu. Lalu sayapun menuju pintu masuk utama sekolah tersebut, bertanya kepada satpam, kendaraan yang membawa mbah Nun yang mana, ternayata masih berada diparkiran dengan Nopol Bogor (F ), selang beberapa menit ada juga salah satu guru pendamping lomba puisi ingin menemui mbah Nun juga, untuk bertanya Puisi yang dibawakan anak didiknya dibuat tahun berapa. Saya bersama mas Opic nama guru tersebut, menunggu hingga kurang lebih jam setengah dua, tetapi mbah Nun belum juga tampak keluar dari sekolah tersebut, dan kita tunggu di depan mobil yang dimaksud, karena sangat mepet dengan waktu sholat dhuhur, secara gentian sholat di Mushollah, sampai mas Opic selesai sholat, beliau belum juga meninggalkan lokasi acara. Akhirnya saya sholat dhuhur dulu, sekitar 10 menitan, dan ketika keluar selesai sholat terasa surprise banget, ternyata mbah Nun udah berada dipintu keluar sekolah dengan banyak Guru dan tentunya mas-mas yang tadi ikutan foto bersama beliau. Tanpa pikir panjang, saya langsung salim ke beliau, ternyata ada momen lainnya yang mebuat saya tidak bisa ngomong, ketika saya ingin memeluk beliau dan beliau memegang kedua pundak saya, menatap mata saya dan tanpa mengatakan apa-apa beliau seperti menyasehati. Luas banget hati beliau,  dengan sibuknya yang luar biasa, masih bisa memanusiakan cucunya yang penuh amarah, dan dosa ini. Dengan Niatan, tadinya selain salaman dan meminta nasehat “pernikahan “ bagi kami berdua, dengan kejadian luar bisa tersebut saya tidak bisa berbicara apa-apa, hanya bersalaman dan berfoto dengan beliau sebagai catatan momen bersama beliau.
“Segala pertemuan itu adalah percintaan_Cak Nun”
                Ini merupakan moment luar biasa bagi saya, moment sangat langka berjumpa dengan beliau dan salaman langsung dengan beliau bahkan dipeluk, di tepuk pundak saya dua kali oleh beliau. Dengan tatapan beliau yang membuat saya optimis, sekaligus badan gemeter menahan rasa haru yang luar biasa bisa berjumpa dengan beliau. Moment ini juga dirasakan oleh teman dan sahabat saya dengan perasaan “cemburu dan iri “ katanya. Sampai tulisan ini terbit, telah ada 3 sahabat dan teman yang bilang seperti itu. Insyallah dilain waktu kalian bisa berjumpa beliau ya, dengan keadaan beliau sehat wal afiat. Terima kasih mbah Nun, telah memberikan optimis kepada kami cucumu ini.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: