Jumat, 16 Maret 2018

Mendadak Survei: Jadi Pergi Berlibur Ke Kota Batu



Selamat pagi, semoga kita masih menjadi manusia yang selalu bersyukur.
                Kali ini, saya akan bercerita perjalanan bekerja sebagai surveyor salah satu Lembaga survei dan sekaligus berwisata gratis ala surveyor.  Tepatnya pada tahun 2016, saya bersama sahabat-sahabat koerawa mendadak survei ke salah satu kota yang dikenal dengan kota wisata yaitu Kota Batu. Kota yang terletak di Malang Raya ini, merupakan kota yang baru saja di bangun dan baru saja berdiri sebagai kota. nah, waktu itu kita mendadak survei kesana untuk pelayan publik dan masalah sosial yang terjadi disana. Kita ditugaskan oleh salah satu lembaga survei swasta, dengan gaji cukup buat seorang mahasiswa tingkat galau waktu itu.

                Sehari sebelum kita berangkat, kita diberi kabar oleh satu sahabat kita di koerawa kalau mau ada survei ke kota Batu. Setelah itu, kita semua mendaftar kecuali beberapa yang tidak ikut mendadak survei. Kita training untuk melakukan survei setelah itu ternyata kita tandom kerjanya, jadi satu desa dua surveyor. Dan pada akhirnya Kita berangkat bareng ke Batu menggunakan Bis Akas Malang-Jember. waktu itu kita sempatkan dulu berswafoto di dalam bis, kita berangkat bertujuh yang salah satunya merupakan surveyor sejati diantara sahabat-sahabat koerawa yang lain yaitu si jangkung Fahmi. Kebetulan saya pada saat itu tandem dengan salah satu surveyor cewek dari kota lain. Dengan membawa kuesioner dan hadiah untuk responden berupa kaus, saya berangkat dari Jember dengan 20 kuesioner di dalam tas dan 20 lembar kaus di tangan.
Rekan Tandem

                Sesampainya di kota Malang, saya masih mencari tempat beristirahat sejenak sebelum berangkat ke Desa yang di tuju. Kebetulan waktu itu saya diajak ke kontrakan temennya Bli Irham yang waktu itu kontrakannya deket UMM. Dengan rasa lelah Jember-Malang, kita masih istirahat meluruskan otot yang tegang. Pada akhirnya, kita sudah siap tempur untuk turun ke desa masing -masing.  Kalau tidak salah waktu itu bli Irham ke daerah Tretes, sementara saya berangkat ke Desa Tulungrejo Kecamatan Bumi aji. Kita berpencar kesemuanya mulai melakukan rekam data ke balai desa, bahkan ada yang di tolak meminta surat dari bakesbangpol kota batu, sementara waktu itu kita sudah memiliki surat ijin dari bakesbangpol Jawa Timur. Dengan perasaan capek kita meloby perangkat desa, mereka masih ngotot minta surat dari  Bakesbangpol Kota Batu. Akhinya saya berangkat ke balai kota untuk meminta kepada tim yang telah mengurus disana. akhirnya dengan perasaaan lega kita dapat meloby perangkat desa dengan menghubungi kepala desa langsung dan yang menjadi pihak lobiying saat itu temen tandem saya yang cewek tersebut.

                Setelah itu kita mulai mengacak Dusun untuk dibagi menjadi dua dengan tandem saya. Akhirnya kita mendapatkan lokasi yang akan menjadi objek dan responden kita. tetapi hari telah sore, dengan secepatnya saya dan kawan tandem saya, yang waktu itu saya belum tau asalnya darimana dan namanya siapa, ikut saya mencari tempat berteduh untuk beberapa hari ke depan. Kita menuju rumah Kasun yang berada tidak jauh dari Selecta. Selecta merupakan tempat wisata yang terkenal di kota Batu. Tepatnya dirumah pak kasun Khamim, orangnya tinggi besar dan kasun yang perlu di contoh oleh kasun dikota saya mungkin. Akhirnya, kita di terima langsung oleh beliau, beliau merupakan kasun yang memiliki jiwa politik yang tinggi dan juga pengusaha.
Visi dan Misi Perusahaan Roti Pak Kasun

                Waktu itu, kita dipersilahkan menempati rumah ketiganya. Untuk beberapa hari kedepan dengan ditemani oleh Sam Wawan yang waktu penuh tato di tubuhnya, tetapi dia baik banget. Dia mengatakan dia menyukai seni tattoo, tapi sudut pandangku waktu itu orang bertatto pasti orang gak bener, tetapi sejak itu saya baru menyadari bahwa otak saya selama ini sakit, mengenal orang Cuma melalui penampilan dhohirnya. Mas wawan mempersilahkan kita untuk memilih kamarnya, yang kebetulan waktu itu rumah tersebut juga sebagai tempat produksi kripik Apel. Ya, pak kasun Khamim ini merupakan kasun sekaligus pengusaha beberapa usaha, dari kontraktor sampai produksi makanan. Tiga rumah yang di miliki itu, dua diantaranya merupakan rumah usahanya. Rumahnya berdekatan, antra satu dengan yang lain, Rumah utama merupakan rumah untuk pak kasun sekeluarga dan yang dua rumah produksinya merupakan tempat memproduksi kripik dan roti.

Merek Roti Milik Pak Kasun

                Pagi selepas jam tujuh waktu itu, datang beberapa ibu-ibu dengan membawa pisau kecil untuk mengupas kulit apel di rumah yang saya tempati semalam tersebut. Tidak lupa saya mengabadikan moment tersebut. di tempat ini yang menjadi penaggung jawab produksi adalah mas wawan, mas wawan yang mengatur beberapa kegiatan disini dengan di temani beberapa karyawan lainnya di produksi. Dalam produksi keripik ini ada sisi pemberdayaan ibu-ibu lanjut yang menjadi pekerja harian di dalam produksi ini. waktu itu saya tidak bertanya berapa gaji mereka, tetapi waktu yang terlintas bagi otak saya adalah bagaimana saya bisa menciptakan lapangan pekerjaan seperti pak khamim tersebut. selepas dari rumah respon yang dekat-dekat, malam hari itu saya diajak mas wawan untuk melihat langsung prosuksi diruangan belakang dan sekaligus menikmati kripik apel sepuasnya. Waktu itu saya di tunjukkan satu persatu prosesnya dari pencucian sampai bisa di nikmati dan menjadi oelh-oleh khas kota Wisata Batu.
Ibu-ibu yang asyik mengupas Apel

                Selepas itu, saya juga dipersilahkan oleh Pak Khamim untuk melihat usaha yang di rumah keduanya yaitu Roti. Roti tersebut bermerek Roterdam yang beralamatkan Jalan Selecta Kota Batu. Saya masuk ke bagian gudang tepung yang berada dia lantas atas dan masuk ke ruang produksi di bawah, kebetulan rumahnya ini berada di bukit, jadi ruang produksinya berada di bawah. Saya melihat bagaimana prosesnya sampai di kemas dengan higenis. Setelah saya Tanya sudah sampai mana produknya tersebut, ternyata sudah sampai ke luar kota Batu dan Malang. Di rumah produksi Roti ini, banyak karyawan laki-laki beda dengan di rumah produksi kripiknya. Mungkin karena yang memiliki usaha roti ini atas nama Pak Khamim dan Produksi kripik kata pak khamim di pasrah kepada sang istri.  Setelah itu, berlanjut menjelaskan beberapa visi misi perusahaannya dan beberapa tujuan yang ingin memberdayakan orang-orang sekitarnya.
Perusahaan Roti Pak Kasun

                Dua hari telah berlalu di lokasi dusun dekat saya tinggal, saya masih memiliki tugas mewawancarai dua responden di Dusun terjauh yakni Dusun Wonorejo yang berada di jalan menuju Wisata Coban Talun. Dari dusun dekat balai Tulungrejo rumah pak Khamim tersebut, saya berjalan kaki sejauh kurang lebih dua kilo meter. Waktu itu mau naik ojek eman uangnya sudah mepet. Akhirnya berjalan kaki sejauh itu, tetapi kurang sepertiga perjalan bertemu bapak yang baik hati, dengan mempersilahkan bonceng sampai ke dusun Wonorejo. Akhirnya, saya sampai disana sekitar jam dua siang, akhirnya saya mengacak siapa yang mau diwawancarai, dengan cuaca dingin kota Batu kalau sudah menjelang malam, mulai terasa. Saya memewancai baru selesai sekitar jam delapan malam, dengan cuaca berkabut disana, akhirnya saya memutuskan untuk tidur di Masjid terdekat. Karena, sampai saat ini, tempat teraman sepanjang berkelana adalah masjid. Meskipun akhir-akhir ini masih terjadi kekerasan dirumah ibadah, Tetapi waktu itu tidak.  Saya berpamitan untuk tinggal di masjid tersebut ke RT setempat, tetapi malah waktu itu diajak ngobrol dan di suguhi apel segar malam-malam dengan suasana dinginnya Kota Batu dan makanan ringan bernuansa pedesaan. Kita ngobrol sampai kira-kira sampai jam 9, akhirnya dengan besar hati dan baik hati saya diantarkan oleh pak RT Tersebut kerumah Pak Khamim, karena keesokan harinya saya harus menyelesaikan di dusun yang berada di tengah, karena mengejar target juga. Akhirnya, sesampainya di rumah produksi kripik apel tersebut sudah di siapkan nasi Goreng dan teh panas yang mulai dingin karena sejuknya kota Batu.
 Bahan Kripik Apel

                Kamipun makan bersama di akhir malam-malam bersama sebelum besok siang cabut, untuk cleaning data bersama bang Muhlisin. Bercerita banyak dengan mas wawan dan rekan tandem saya sampai larut malam, banyak yang kita bicarakan mulai produksi sampai masalah tattoo sebagai seni. Dengan keadaaan malam yang dingin itu, aku masih menyempatkan untuk ke tempat produksi lagi dibelakang  menemani mas wawan. Dengan mesin berkapasitas kurang lebih 20 liter minyak nabati.
 Tulungrejo

                Mentaripun meyingsing, pagi saat itu seakan menjadi hal yang indah dikota orang dengan beban survei masih belum rampung keseluruhan. Setelah sarapan saya berpamitan kepada Pak Khamim dan keluarga di Rumah utama untuk melanjutkan di dusun yang belum selesai sekaligus pamit untuk pulang ke Jember. kamipun masih di suruh membawa beberapa apel segar untuk cemilan, dengan sigap saya memasukkan apel-apel segar tersebut ke dalam tas saya yang mulai luas, karena kuesioner sudah berkurang dan kaus sudah tinggal beberapa.
Desa Sejuta Apel

        Setelah saya pamit, HP saya bunyi ternyata kabar dari sahabat-sahabat koerawa mereka sudah selesai dan beberapa yang lainnya tinggal satu. Saya mengabari mereka kalau punya saya masih tinggal beberapa, karena kendala tidak ada kendaraan. Akhirnya mereka yang selesai, meyusul saya dengan membawa kendaraan pribadi. Fauzi, lian dan Bli Irham ketempat saya. Kebetulan pas telpon saya lagi berada dirumah responden, yang kebetulan juga saya harus bersuara lirih menerima telpon dari mereka. Akhirnya mereka dengan rasa khawatir mereka menjemput saya. Tapi waktu itu saya lagi menikmati buah apel dan beberapa buah hasil kebun responden. Kebetulan yang saya wawancarai anak SMA kelas tiga waktu itu, mereka datang lalu dengan suara lirih ketelinga saya bilang “ tak Kiro wes smaput kon, suaramu barusan seperti orang mari smaput, malah wawancarai wedok ayu  kon iki”. Saya Cuma bisa senyum kecil ke mereka. Oiya ada yang lupa, kota batu ini merupakan tempat pejuang HAM Munir, disana saat ini berada Omah Munir yang terletak di kanan jalan dari arah kota Batu Menuju Rumah Pak khamim.
Akhirnya semua telah selesai, kitapun berempat balik ke kota dan melakukan cleaning data. Tidak lupa kita masih mampir ke ketan legenda yang antrinya  Masyallah. Kita mulai kembali berkemas diri untuk balik lagi malam itu ke jember, tetapi kita putuskan balik pagi hari, malah itu kita menginap di rumah saudara dan teman-teman kenalan di Malang.
                Perjalan ini sunggguh berkesan bagi saya, banyak pelajaran dan tentunya ini yang dinamakan mendadak survei dan traveling gratis ala surveyor.  Terima Kasih Saiful Mujani, Ngalam,Kota Batu, Pak Kasun Khamim, Pak Amri Selecta, Pak RT di Wonorejo, responden dan semua pihak yang telah berbuat baik pada saat itu. kapan-kapan saya kesana lagi, Insyallah dengan cerita berbeda.

Batu, itu namamu.
Kota dengan seribu cerita.
Meskipun, hanya beberapa hari aku berada di pelukanmu.
Kota Wisata, Julukanmu.
Penuh inspirasi yang tumbuh dalam otakku ketika aku menyertaimu.
Omah munir, menjadi saksi bahwa kamu kota pahlawan HAM.
Roti Roterdam Dan Kripik Apel, menjadi saksi bahwa kamu kota berdikari.
Batu, itu namamu.
Alam nan indah, elok menawan hati.
Dinginmu, seakan menyihirku untuk memelukmu.
Batu, baik-baiklah dengan pemimpin barumu.
Suatu saat aku akan kembali menyambangimu dengan cerita baru.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: